Askep Pasien Vesikolithiasis

ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN VESIKOLITHIASIS

1. Diagnosa Keperawatan
  • Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan efek anestesi
  • Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pernafasan akibat efek anestesi
  • Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan penekanan saraf tepi akibat insisi
  • Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah
  • Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan akibat insisi.
  • Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi luka akibat operasi
  • Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan drainase luka
2. Intervensi Keperawatan

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan efek anestesi

Tujuan :
  • Tidak terjadi gangguan pernafasan
Kriteria Hasil :
  • Tidak tersedak, Sekret tidak menumpuk di jalan nafas dan tidak ditemukan tanda cyanosis
Intervensi :
  • Kaji pola nafas klien.
  • Kaji perubahan tanda vital secara drastis.
  • Kaji adanya sianosis.
  • Bersihkan sekret dijalan nafas.
  • Ciptakan lingkungan yang nyaman.
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pernafasan akibat efek anestesi.

Tujuan :
  • Pola nafas menjadi normal (vesikuler).
Kriteria Hasil :
  • Pola nafas efektif, bebas dari sianosis atau tanda-tanda hipoksia.
Intervensi :
  • Pertahankan jalan nafas dengan memiringkan kepala, hiperekstensi rahang, aliran udara faringeal oral.
  • Observasi frekuensi dan kedalaman pernafasan.
  • Posisikan klien dengan nyaman.
  • Observasi pengembalian fungsi otot pernafasan.
  • Lakukan pengisapan lendir jika diperlukan.
  • Berikan 0ksigen jika diperlukan.
c. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penekanan saraf tepi akibat insisi

Tujuan :
  • Klien merasa nyaman.
Kriteria Hasil :
  • Klien tidak gelisah, skala nyeri 1-2, tanda vital normal.
Intervensi :
  • Kaji tanda vital klien.
  • Catat lokasi dan lamanya intensitas nyeri.
  • Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
  • Ciptakan lingkungan yang nyaman.
  • Kolaborasi pemberian analgesik (Narkotik), anti spasmodik dan kortikosteroid.
d. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah

Tujuan :
  • Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria Hasil :
  • Klien habis satu porsi dari rumah sakit, tidak mengeluh lemas, membran mukosa lembab dan tanda vital normal.
Intervensi :
  • Kaji tanda vital klien.
  • Kaji kebutuhan nutrisi klien.
  • Timbang berat badan klien setiap hari.
  • Kaji turgor klien.
  • Awasi input dan output klien.
  • Cacat insiden muntah dan catat karakteristik dan frekuensi muntah.
  • Berikan makan sedikit tetapi sering.
  • Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien.
e. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan akibat insisi

Tujuan :
  • Membaiknya keseimbangan cairan dan elektrolit.
Kriteria Hasil :
  • Monitor tanda vital.
  • Monitor urin meliputi warna hemates sesuai indikasi.
  • Pertahankan pencatatan komulatif jumlah dan tipe pemasukan cairan.
  • Monitor status mental klien.
  • Monitor berat badan tiap hari.
  • Awasi pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht, dan natrium urin).
  • Kolaborasi pemberian diuretik.
f. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi luka operasi

Tujuan :
  • Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil :
  • Limfosit dalam batas normal, tanda vital normal dan tidak ditemukan tanda infeksi.
Intervensi :
  • Kaji lokasi dan luas luka.
  • Pantau jika terdapat tanda infeksi (rubor, dolor, kolor, tumor dan perubahan fungsi).
  • Pantau tanda vital klien.
  • Kolaborasi pemberian antibiotik.
  • Ganti balut dengan prinsip steril.
g. Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan drainase luka

Tujuan :
  • Tidak terjadi gangguan integritas kulit .
Kriteria Hasil :
  • Tidak ditemukan tanda infeksi, tidak ada luka tambahan
Intervensi :
  • Kaji drainase luka.
  • Monitor adanya tanda infeksi (rubor, dolor, kolor, tumor dan perubahan fungsi).
  • Kaji adanya luka tambahan pada klien.
  • Ganti balut dengan prinsip steril.
  • Kolaborasi pemberian antibiotik.
  • Himbau agar klien membatasi mobilitasnya.