Pengertian Harga Diri

PENGERTIAN HARGA DIRI

Stuart dan Sundeen ( 1991 ), mengatakan bahwa harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat diartikan bahwa harga diri menggambarkan sejauhmana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.

Sedangkan menurut Gilmore ( dalam Akhmad Sudrajad ) mengemukakan bahwa : “..self esteem is a personal judgement of worthiness that is a personal that is expressed in attitude the individual holds toward himself". Pendapat ini menerangkan bahwa harga diri merupakan penilaian individu terhadap kehormatan dirinya, yang diekspresikan melalui sikap terhadap dirinya. Sementara itu, Buss ( 1973 ) memberikan pengertian harga diri sebagai penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan.

Menurut pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa harga diri adalah penilaian individu terhadap kehormatan diri, melalui sikap terhadap dirinya sendiri yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan dan menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.

Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri ( Keliat, 1999 ). Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.

Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.

Orang tua dan guru memiliki tanggung jawab besar untuk dapat memenuhi kebutuhan harga diri anak ( siswanya ), melalui pemberian kasih sayang yang tulus sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sehat, yang didalamnya terkandung perasaan harga diri yang stabil dan mantap. Disinilah, tampak arti penting peran orang tua dan guru sebagai fasiltator.

Akhmad Sudrajad mengatakan bahwa pentingnya pemenuhan kebutuhan harga diri individu, khususnya pada kalangan remaja, terkait erat dengan dampak negatif jika mereka tidak memiliki harga diri yang mantap. Mereka akan mengalami kesulitan dalam menampilkan perilaku sosialnya, merasa inferior dan canggung. Namun apabila kebutuhan harga diri mereka dapat terpenuhi secara memadai, kemungkinan mereka akan memperoleh sukses dalam menampilkan perilaku sosialnya, tampil dengan kayakinan diri ( self-confidence ) dan merasa memiliki nilai dalam lingkungan sosialnya ( Jordan et. al. 1979 )


DAFTAR PUSTAKA
  • http://ilmupsikologi.wordpress.com/2010/01/28/pengertian-harga-diri/

Jakarta Tenggelam

Penurunan permukaan tanah secara signifikan di Jakarta semakin luas. Kondisi tersebut terjadi akibat kian intensifnya pembangunan fisik yang disertai penyedotan air tanah secara tidak terkendali. Naiknya permukaan laut sebagai dampak pemanasan global menyebabkan wilayah Jakarta yang terendam rob atau genangan saat air laut pasang kian luas.
Tim dari Kelompok Keilmuan Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) yang melakukan kajian subsidensi permukaan tanah di 23 titik di sekitar Jakarta menyimpulkan, penurunan permukaan tanah bervariasi, 2 sentimeter hingga lebih dari 12 cm selama 10 tahun sejak 1997 hingga 2007.
Hasanuddin Z Abidin, salah seorang peneliti, Sabtu (25/9/2010), menyatakan, sebagian besar kawasan barat hingga utara Jakarta mengalami penurunan tanah antara 5 cm dan 12 cm. Adapun wilayah tengah hingga timur penurunan tanahnya hingga 5 cm. Penurunan kawasan timur laut hingga selatan berkisar 2-4 cm.
”Penurunan permukaan tanah di sejumlah wilayah juga menurunkan badan jalan dan saluran drainase sehingga retak-retak, rusak, dan menutupi saluran,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Tarjuki. ”Dinas PU DKI sedang memperbaiki badan saluran drainase yang tertutup agar air lebih cepat mengalir,” lanjutnya.
Penurunan permukaan tanah juga menciptakan kawasan-kawasan cekung yang lebih cepat tergenang saat banjir.
Sebagian kawasan Pademangan, Jakarta Utara, yang beberapa tahun lalu nyaman dilalui, misalnya, kini menjadi langganan rob saat air laut pasang. Kawasan wisata Ancol Taman Impian yang beberapa tahun lalu lebih tinggi daripada permukaan laut kini harus membangun tanggul di sepanjang bibir pantai guna menahan air laut saat pasang. Tanggul pun harus rutin ditinggikan karena permukaan tanah terus turun.
Data Dinas Pengembangan DKI Jakarta bahkan lebih mengerikan. Pada periode tahun 1982 hingga 1997 terjadi amblesan tanah di kawasan pusat Jakarta yang mencapai 60 cm hingga 80 cm. Karena merata, amblesan ini menjadi tidak terasa. Bila penurunan ini terus berlanjut, "tenggelamnya" Jakarta sudah di depan mata.
(kompas.Com)

Top 5 Things to Consider Before Studying Abroad

Studying abroad can be a wonderful supplement to a college education, but there are several important factors to consider before stepping foot on the plane.

1. Do the classes offered at the study abroad site fit into your course of study?

The last thing you want is to be forced to graduate a semester late because your courses abroad don't fit into your planned curriculum. If you realize that your desired study abroad location doesn't offer the courses you need, or doesn't give enough credit for the courses it does offer, try sending some emails to your school to see if arrangements can be made.

2. The Language Barrier

Some people go abroad to further their knowledge of a language they're already studying. Others go to a country only knowing how to say "hello" and "goodbye." The decision depends upon what you are trying to gain from the experience. While it is fully possible to "survive" in many countries simply by using English, not speaking the language will make it much more difficult to absorb the many customs and nuances of another culture.

3. The Social Scene

What may be a familiar social custom back at home could vary greatly in another country. Before deciding on a study abroad location, do some research on the country's nightlife, gender dynamics, and laws such as the drinking age or smoking in bars. You may find that the city goes to sleep too early for your liking, or that the country doesn't offer any socially liberal options fitting your preferences. The social experience can make or break a study abroad trip, so it's important to do your research beforehand.

4. Food

While it may seem to some like a non-issue, the cuisine in your country of choice can have a serious impact on your enjoyment while abroad. If you've just spend a year keeping off – or working off – the "Freshman 15," the last thing you want is to gain it all back in a country whose eating habits don't quite encourage a healthy lifestyle. Also, many countries don't make it easy on vegetarians, vegans, people with food allergies, or those who eat Kosher. You can learn a lot about a culture through its food; you won't want to have to avoid the cuisine entirely because of dietary restrictions.

5. The Exchange Rate

Studying abroad can be an extremely expensive ordeal, and it's important to think in advance about the cost of living in your new, temporary home. If items such as toothpaste, soap, or even food cost twice as much as they do in your own country, can you see yourself paying these prices for several months? Your trip abroad shouldn't force you to have to take out a loan later on; there are certainly cheaper locations in which to study that will be just as fun and fulfilling.

Author: Lily Faden

Top 5 Things to Consider Before Studying Abroad

Studying abroad can be a wonderful supplement to a college education, but there are several important factors to consider before stepping foot on the plane.

1. Do the classes offered at the study abroad site fit into your course of study?

The last thing you want is to be forced to graduate a semester late because your courses abroad don't fit into your planned curriculum. If you realize that your desired study abroad location doesn't offer the courses you need, or doesn't give enough credit for the courses it does offer, try sending some emails to your school to see if arrangements can be made.

2. The Language Barrier

Some people go abroad to further their knowledge of a language they're already studying. Others go to a country only knowing how to say "hello" and "goodbye." The decision depends upon what you are trying to gain from the experience. While it is fully possible to "survive" in many countries simply by using English, not speaking the language will make it much more difficult to absorb the many customs and nuances of another culture.

3. The Social Scene

What may be a familiar social custom back at home could vary greatly in another country. Before deciding on a study abroad location, do some research on the country's nightlife, gender dynamics, and laws such as the drinking age or smoking in bars. You may find that the city goes to sleep too early for your liking, or that the country doesn't offer any socially liberal options fitting your preferences. The social experience can make or break a study abroad trip, so it's important to do your research beforehand.

4. Food

While it may seem to some like a non-issue, the cuisine in your country of choice can have a serious impact on your enjoyment while abroad. If you've just spend a year keeping off – or working off – the "Freshman 15," the last thing you want is to gain it all back in a country whose eating habits don't quite encourage a healthy lifestyle. Also, many countries don't make it easy on vegetarians, vegans, people with food allergies, or those who eat Kosher. You can learn a lot about a culture through its food; you won't want to have to avoid the cuisine entirely because of dietary restrictions.

5. The Exchange Rate

Studying abroad can be an extremely expensive ordeal, and it's important to think in advance about the cost of living in your new, temporary home. If items such as toothpaste, soap, or even food cost twice as much as they do in your own country, can you see yourself paying these prices for several months? Your trip abroad shouldn't force you to have to take out a loan later on; there are certainly cheaper locations in which to study that will be just as fun and fulfilling.

Author: Lily Faden

Postmodernisme

Postmodernisme, pada hakikatnya, merupakan campuran dari beberapa atau seluruh pemaknaan hasil, akibat, perkembangan, penyangkalan, dan penolakan dari modernisme. Modernisme adalah suatu periode yang mengafirmasi keeksistensian dan kemungkinan mengetahui kebenaran dengan hanya menggunakan penalaran manusia. Oleh karena itu, dalam arti simbolik penalaran menggantikan posisi Tuhan, naturalisme menggantikan posisi supernatural.
Modernisme sebagai pengganti dinyatakan sebagai penemuan ilmiah, otonomim manusia, kemajuan linier, kebenaran mutlak (atau kemungkinan untuk mengetahui), dan rencana rasional dari social order Modernisme dimulai dengan rasa optimis yang tinggi. Sedangkan postmodernisme adalah sebuah reaksi melawan modernisme yang muncul sejak akhir abad 19. Dalam postmodernisme, pikiran digantikan oleh keinginan, penalaran digantikan oleh emosi, dan moralitas digantikan oleh relativisme. Kenyataan tidak lebih dari sebuah konstruk sosial; kebenaran sama dengan kekuatan atau kekuasaan.
Identitas diri muncul dari kelompok. Postmodernisme mempunyai karakteritik fragmentasi (terpecah-pecah menjadi lebih kecil), tidak menentukan, dan sebuah ketidakpercayaan terhadap semua hal universal dan struktur kekuatan. Postmodernisme adalah pandangan dunia yang menyangkal semua pandangan dunia. Singkatnya, postmodernisme mengatakan bahwa tidak ada kebenaran universal yang valid untuk setiap orang. Individu terkunci dalam persepktif terbatas oleh ras, gender, dan grup etnis masing-masing. Satu hal yang luput disadari terhadap postmodernisme adalah bahwa postmodernisme merupakan suatu gerakan kebudayaan dan sistem pengetahuan kebudayaan. Hal ini tidak lain disebabkan oleh karena tidak begitu diperhatikannya “konsep kebenaran” yang dimiliki postmodernisme.
Dari sisi yang sangat utama ini, terhadap modernisme, “konsep kebenaran” yang dimaksud selain telah meruntuhkan standar kebenaran satu-satunya yang dimiliki modernisme, juga telah menggantikan rasio, atau rasionalisme-empirisisme, atau saintisme, yang selama ini menjadi pusat realitas—pusat segala-galanya. “Konsep kebenaran” itu, di satu sisi, adalah kebudayaan itu sendiri karena yang menjadi ukuran kebenarannya adalah nilai-nilai yang berada di dalam konteks kebudayaan, atau kebudayaan tersebut sebagai nilai, dan di sisi lainnya, adalah pengetahuan kebudayan itu sebagai sistem pengetahuan dengan ukuran kebenaran yang sama, kebudayaan atau nilai. Sudah tentu “konsep kebenaran” tersebut tidak dalam pengertian monisme (ketunggalan) sebalik pluralisme (anekaragam)—misalnya, bahwa kebenaran tidak tunggal tetapi banyak, dan juga tidak sentral tetapi berada, seberanekaragam dan sebanyak aneka dan ragam ada dan berada-nya kebudayaan-kebudayaan (komunitas) itu sendiri.
Bahwa postmodernisme cenderung dipandang miring sebagai sesuatu yang “suka-suka”, “apa saja boleh”, “tidak ada aturan”, “destruktif”, “anarkis”, “radikal”, “tidak punya standar kebenaran”, “tidak punya nilai”, atau “hanya omong kosong” (Ritzer, 2003: 407), dan berbagai “kecenderungan skeptis” (Piliang, 2003: 267) lainnya, dengan demikian berarti tidak tepat sama sekali. Sebaliknya postmodernisme justru, tidak saja memiliki “konsep kebenaran”, dengan menempatkan nilai sebagai ukuran kebenaran (dalam posisi dan pengertian yang plural), tetapi yang lebih penting adalah meng-ada-kan dan mem-berada-kan seluruh dan beranekaragam kebenaran-kebenaran yang ada, setelah membelanya di hadapan kebenaran rasio sebagai “suatu keangkuhan kebenaran” selama ini—dengan sekaligus menurunkannya ke posisi yang sejajar bersama alat-alat ukur kebenaran yang lain.
Postmodernisme akan lebih mudah dipahami dengan terlebih dulu memandangnya sebagai suatu reaksi terhadap modernisme sebagai bagian dari reaksi tersebut, modernisme dipandang:
(a) merupakan upaya manusia menjadi subjek melalui penyingkiran Subjek (Tuhan). Dalam hal ini, modernisme merupakan upaya manusia menjadi: subjek yang berkuasa dan otonom, dan subjek yang berkebasan mutlak dan individual;
(b) modernisme sekaligus merupakan upaya penggantian Standar Kebenaran, Logos (Tuhan) dengan rasio, rasionalisme (sains), sebagai standar kebenaran (logos), dan;
(c) modernisme merupakan upaya mengobjektitaskan (menjadikan sebagai objek) dan sekaligus merasionalitaskan dunia (menjadikan dunia sebagai “dunia akal”).
Sejumlah pandangan di atas sekaligus merupakan kritik postmodernisme sebagai upaya mengungkap kepalsuan-kepalsuan modernisme. Atas dasar kritik demikian kemudian postmodernisme menolak modernisme. Kritik postmodernisme yang sekaligus merupakan landasan penolakan terhadap modernisme,
Sebagaimana konsep realitas oleh modernisme. Bagi postmodernisme, konsep realitas modernisme hanya ilusi, palsu (realitas objektif palsu), sengaja memalsukan realitas yang sesungguhnya menjadi realitas rasionalisasi, narasi (metanarasi) oleh karena sama sekali tidak ada realitas yang demikian kecuali hanya di dalam rasio atau pikiran manusia semata. Sebaliknya, realitas bagi postmodernisme tidak lain adalah realitas yang diciptakan, diwujudkan, tepatnya diciptakan atau diwujudkan oleh bahasa. Bahasalah yang telah menciptakan dan membuatnya menjadi realitas mewujukan menjadi realitas dan sekaligus secara terus-menerus memberadakannya sebagai proses penciptaan realitas. Realitas ciptaan tersebut sesungguhnya merupakan suatu fakta, fakta ciptaan, fakta sosial.
Postmodernisme memandang manusia sebagai diri yang di-ada-kan, yang di-berada-kan, yang diciptakan melalui dan sekaligus oleh jaringan sosial, kehidupan sosial—yang diwujudkan oleh dan sekaligus merupakan proses bahasa. Dalam hal ini, postmodernisme memang memandang kehidupan sosial lebih dulu muncul sementara manusia seolah-olah menyusul setelahnya. Pandangan demikian disebabkan pandangan postmodernisme yang melihat realitas sebagai fakta (fakta sosial bahasa), yang oleh karenanya hanya “realitas dengan kehidupan sosial yang lebih dulu muncul sementara manusia datang menyusul” itulah yang dapat diterima sebagai fakta; dapat diterima sebagai fakta yang memiliki sekaligus melalui alasan-alasan atau dasar-dasar landasan faktualnya yakni sebagai ciptaan bahasa
Maka, sesuai dengan konsep-konsep filosofis tentang “apa” (“onto”), “bagaimana” (“epistema”), dan “untuk manfaat dan kegunaan apa dan bagaimana” (“aksio”) yang dimiliki postmodernisme di atas, sebagai sistem pengetahuan, postmodernisme tidak lain merupakan sistem pengetahuan kebudayaan (kulturalisme, culturalism) sekaligus pengkajian kebudayaan (cultural studies)
KRITIK TERHADAP POSTMODERNISME
Menurut Magnis Suseno setidaknya ada tiga kelemahan “postmodernisme”, yaitu:
1) “Postmodernisme” buta terhadap kenyataan bahwa banyak cerita kecil menggandung banyak kebusukan.
2) “Postmodernisme” tidak membedakan antara ideologi, disatu pihak; dan prinsip-prinsip universal etika terbuka, dilain pihak.
3) Kebutaan ketiga “Postmodernisme” adalah bahwa tuntutan untuk menyingkirkan cerita-cerita besar demi cerita-cerita kecil sendiri merupakan cerita besar dengan klaim universal.
Sedang menurut Ariel Heryanto[8] (dikutip dari seminar “Pascamodernisme :Relevansinya Bagi Hak-Hak Asasi Manusia Indonesia Mutakhir” di Salatiga, 8-9 Oktober 1993. mengatakan bahwa : cukup banyak pendapat bahwa postmodernisme tidak perlu diperhatikan karena dianggap tidak ada yang baru darinya. Ada dua alasan yang sering dikemukakan. Postmodernisme dianggap sama dengan relativisme atau sekedar “metode kritik” yang sudah dikerjakan hampir semua isme lainnya. Bagi pihak lain postmodernisme dianggap sudah lama hadir dalam kehidupan sehari-hari, dianggap terlalu biasa dan tak pantas mendapatkan perhatian khusus.
Postmodernisme juga diserang karena dua alasan lain yang saling bertolak-belakang. Disatu pihak ia dianggap berbahaya, karena dituduh bersikap terlalu luwes, penganjur “re;ativisme” yang ekstrem, terlalu permisif, membiarkan dan membenarkan apa saja, tanpa batas. Postmodernisme dianggap mengobarkan semangat anything goes (“apa pun saja boleh”). Dipihak lain postmodernisme diserang, kadang-kadang oleh pengkritik yang sama, justru karena dianggap bersikap terlalu sempit.

bahasa arab???makin seronok belajar!


assalamualaikum....entah kenapa aku rasa macam makin seronok belajar...lagi-lagi belajar dengan abang aku yang baru balik dari mesir. Terasa macam belajar dengan ustaz pun ada juga..kalau di sekolah,aku tak rasasanga bahang belajar bahasa arab walaupun dihangatkan dengan slogan"bahasa arab bahasa syurga".."belajar bahasa arab bahagia dunia akhirat"..akan tetapi,aku tak rasa sangat bahang itu sebab aku rasa macam belajar benda yang terlalu basic..itu yang aku sangkakan ..tapi apabila aku balik rumah dan belajar dengan abang aku,rupa-rupa aku tak belajar apa-apa pun di sekolah..walaupun basic..aku belajar,cuma di sekolah aku fikir yang aku tidak perlu belajar nahu-nahu sebab bagi aku aku sudah tahu semuanya...sebab aku sudah belajar sekolah rendah..tapi,semua yang aku belajar itu rupa-rupanya tak lepas 'range' basic pun..haha,tercengang aku apabila dengar abang aku cakap pasal ahu-nahu ini...hampir 4 jam aku belajar bahsa arab ...bukan bahasa arab komunikasi lagi,tapi aku rasa dah lepas bahasa arab tinggi da

itu yang buat aku rasa ghairah nak belajar..sebelum-sebelum ini ramai form4 ngan form 5 yang kata bahasa arab tinggi subjek 'killer' ar..


tapi sebenarnya mereka-mereka itu tiada basic..samalah macam bangunan...kalau tiada tapak macam mana nak berdiri utuh...dan kalau nak bangunan yang kukuh,kena ada tapak yang kukuh juga..yang dibina dengan sepenuh hati..bak kata orang putih.."with heart and soul"..jadi..sebab pelajar-pelajar tingkatan empat dengan lima ini tak dapat "bahiran" ataupun cemerlang dalam bahasa arab kerana tiada basic yang utuh..memang tingkatan empat dengan lima mereka belajar basic..tetapi,adakah tapak(basic) yang kita nak dirikan itu di buat dalam keadaan tergesa-gesa...ialah dua ahun,mana cukup..sedangkan bahasa melayu dengan bahasa inggeris kita diajarkan dari tadika pun masih ada lagi yang lemah..jadi sekurang-kurangnya pemupukan bahasa arab itu dimulakan sedari menengah rendah lagi..


berbalik kepada cerita aku...belajar dengan bahasa syurga ini...dengan format baru pula memang agak tough tapi seronok..

bila aku belajar dengan abang aku malam tadi,rasa macam aku dah sama taraf dengan nasri dalam bab-bab nahu ni,cuma aku kalah dengan dia dari segi vocabulary..btw,yang penting aku da belajar lebih daripada orang lain...
yang aku rasa seronok sebab nanti abang aku akan ajar aku bahasa arab lepas pmr nanti..siap dengan karangan lagi..jadi aku tak la nak risau masa aku tingkatan empat nanti..

2011, Buku Pelajaran SD dan SMP Gratis!

Buku teks pelajaran yang masih membebani siswa di jenjang pendidikan SD dan SMP akan segera dibenahi. Mulai 2011, buku-buku teks pelajaran untuk siswa SD dan SMP milik pemerintah harus gratis.

"Memang, tahun ini masih ada buku teks yang belum bisa di-cover dari dana bantuan operasional sekolah atau BOS. Tapi tahun depan, soal buku teks di pendidikan dasar sudah harus selesai. Semua buku teks pelajaran di SD dan SMP sudah bisa dipenuhi. Jadi, harus gratis. Ini terutama untuk sekolah di bawah pemerintah. Yang swasta, pemerintah tidak bisa terlalu intervensi," kata Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh di Jakarta, Selasa (16/9/2010).

Menurut Nuh, saat ini ada dua mata pelajaran lagi yang belum bisa didanai di jenjang SD. Tujuh mata pelajaran sudah didanai BOS. Adapun di jenjang SMP, tiga dari sepuluh mata pelajaran belum bisa didanai dari alokasi BOS.
Berdasarkan praktik di sekolah-sekolah, seperti di wilayah Jakarta, buku-buku teks pelajaran memang disedikan secara gratis kepada setiap siswa. Namun, sejumlah sekolah masih membebani siswa dengan keharusan membeli buku latihan semacam lembar kerja siswa (LKS) yang biayanya bisa mencapai ratusan ribu rupiah.

Menanggapi hal itu, Nuh mengatakan, semua celah bagi sekolah untuk membebani siswa membeli buku teks dan LKS akan ditutup. "Lembar latihan seperti LKS mesti diintegrasikan dengan buku teks. Untuk di pendidikan dasar, persoalan buku teks harus beres tahun depan," ungkap Nuh.

Guna menjamin ketaatan pihak SD dan SMP melaksanakan program buku teks gratis, kata Nuh, pemerintah akan memberikan sanksi bagi sekolah yang melanggar. Sanksinya nanti dikaitkan dengan alokasi dana atau program yang seharusnya diterima sekolah tersebut.

Tahun ini pemerintah menyalurkan dana alokasi khusus (DAK) senilai Rp 9,3 triliun untuk mendukung program pendidikan dasar. Sebanyak Rp 3,7 triliun dikucurkan di jenjang SMP untuk bangunan fisik, alat peraga, dan buku. Di jenjang SD, kucuran DAK senilai Rp 5,6 triliun untuk bangunan fisik dan buku.@kompas

Pendidikan Keguruan : "Ngapain" Jauh-jauh Sekolah ke Jawa?

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura (FKIP Untan) merencanakan empat program studi baru, yaitu S-1 Bimbingan Konseling serta S-2 Pendidikan Ekonomi, Bahasa Inggris, dan Matematika. Rencana tersebut ditargetkan terealisasi tahun depan.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura (FKIP Untan), Pontianak, Dr Aswandi, menyatakan, saat ini pihaknya tengah menunggu izin pertimbangan pembukaan program studi baru tersebut. "Kami tinggal melengkapi persyaratan administrasi," kata Aswandi di Pontianak, Kamis (16/9/2010).

"Jika tidak ada halangan, awal tahun depan prodi itu sudah kami buka," ujarnya.

Untuk memperlancar pembukaan program studi baru, dalam waktu dekat dia akan menemui Direktur Perguruan Tinggi untuk mengurus beberapa kelengkapan administrasi pembukaan tersebut. Aswandi juga mengatakan sudah mengajukan beberapa program studi lain dan saat ini dalam proses penilaian oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Beberapa program baru itu di antaranya program S-1 Pendidikan Sejarah, PPKN, dan Geografi, sedangkan untuk program studi S-2 antara lain Pendidikan IPS dan Pendidikan Karakter.

Menurut Aswandi, dengan banyaknya program studi baru pendidikan tersebut, diharapkan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan di Kalbar. Karena setiap masyarakat ataupun guru yang ingin melanjutkan pendidikan keguruan akan mendapatkan kemudahan.

"Jadi, tidak perlu jauh-jauh ke Pulau Jawa untuk sekolah karena di FKIP Untan saja sudah lengkap," katanya.@kompas.com

Bakar al-quran dan bible






Seorang pengacara Australia merobek halaman dari Al-Qur'an dan Alkitab dan melinting potongan kedua kitab suci dan menghisapnya bak sebatang rokok di laman YouTube, hanya selang beberapa hari setelah ancaman pendeta AS untuk membakar kitab suci Al-Quran yang mencetuskan protes dan kecaman.
Dalam klip video sepanjang 12 minit berjudul "Alkitab atau Al-Quran - yang mana lebih baik dibakar?" Alex Stewart, yang merupakan anggota kelompok ateis, mengangkat kitab suci umat Kristian dan Al-Quran sebelum merobek dan membakarnya seperti rokok.
Video, yang telah dihapus, diposting di YouTube selama hujung minggu, bertepatan dengan ulang tahun kesembilan dari serangan 11 September dan datang setelah pendeta sinting AS Terry Jones mengancam untuk membakar 200 salinan dari Al-Quran.
Stewart juga merupakan pekerja pada Universiti Teknologi Queensland, kata pengacaranya.

hari raya...satu syawal hingga ??? syawal


fush.assalamualaikum....tahun ni la hair raya yang paling bermakna...nak tau sebab per?coz lpas 2 minggu raya aku ade exam..
exam besar sedare...PMR..aku amat pressure dengan pekse nie..bagi aku pmr not too tough la instead spm..
tapi sebab tahun lpas pmr skul aku gmpak kan...masuk tv lak tu..mmg aku n my batch kne pressure ngan cikgu2 aku yang aku sayangi...tpi aku paham...mereka nak atch aku ni x memalukan skul..koz pencapaian batch aku ni kekadang di pandang slek oleh owg len...

berbalik kepada tajuk raya ak...pergh..amat bosan sebenar2 nya..ni semua sebab pmr...aku xmarah pmr...but bile ade pmr ni...asenyer macam nak studi jer...malas nak buat bende len..
pastu time raye ni la aku suke ssgt gi ppas(pustakaan sg besar)koz aku x nak diganggu...tension pon ade gak...almaklumlah mood belajar...so,bile dok kat ppas x der ar orang nak datang umah...klu dok studi kat umah,grenti kne layan kengkawan datang..but,x bermakne aku x suke kawan..cume mase yang x mengizinkan aku melayan kengkawan...

ha,aku ade satu cerita...mase ari rabu lepas,raye ke-enam...hari yang buat aku sedih...dan hari yang buat aku kena fikir panjang...ye lah,aku ade dua benda dalam jadual aku...studi sejarah kat ppas ngan baraan dengan kengkawan...tapi,bile difikir-fikir..terpaksa la,eh bukan trpaksa,..ikhlas demi allah..aku pilih untuk studi dekat history di ppas...aku amat bersemangat sekali belajar koz aku buat tu untuk masa depan aku gak...sedangkan beraan tu sehari jer...berembira sekejap jer..

but yang buat aku sedih nye bile aku tersedar dari kemasyukkan studi tu....aku studi sengseorang jer kat perpustakaan tu...ditemani oleh 3 orang cina yang amik stpm...selang beberapa meja dari tempat aku studi...

ha,ditemani gak oleh makcik2 kerani ngan seorang pengawal(detail aku bagi)...jadi...pintu hati ini tiba2 terasa sebak..nak nangis(tapi x nangis ar)teringat lak kengkawan..dalam berangan2 ,...azan berkumandang...allahuakbar2x...aku bingkas bangun dari tempat dudukku sambil memegang kopiah berwarna hijau putih(tapi aku x pakai pon)...bile sampai2 kat depan pintu masjid aku,aku nampak kengkawan aku...dalam 10 orang...dalam ati aku,aduyai,asal aku x ikut jorang ar...da ar nek motor..bese nek bike jer...tapi x pe...aku tekad 9a pmr..belajar lu..nnti eppy ar skit lepas pmr...then aku salam ar mereka...pastu solat...

lpas solat lak aku jumpe kawan baik lak..fahmi...ngan dak seri mkmur....dak2 jah 6(nak upsr ,doa2 ramai dapat 5a)..pastu jumpe plak cikgu aisyah ngan ustaz per tah..aku lupe lak...then aku blek mule kat ppas...studi..

secara holistiknya,(macam karangan pon ade...)aku dapat abizkan buku pom 1 ngan pom 3...full...hafaz abiz (insyaallah)...dan aku ase agak tension...aku habisi hari siangku dengan bermain gambe di cc kat sbbc...habiz lima ringgt aku..tapi x pe ..asal puas..hah

ada apa dengan piala dunia?

World Cup Masonic
Assalamualaikum...
Terlalu lama rasanya tidak menghadap blog ini untuk mengisi bahan-bahan bacaan yang InsyaAllah memberi manfaat kepada pembaca yang mahu berfikir. Banyak kerja-kerja di dalam blog ini tertangguh disebabkan masalah-masalah teknikal, lambakan kerja dan sebab-sebab lain. ine.
Untuk post kali ini, saya akan kongsikan hasil nukilan F.O.M yang membongkar rahsia disebalik Piala Dunia 2010 yang saya petik dari blog saudara Ibnuyaacob. Mudah-mudahan ada manfaatnya.
Kalian sudah puas dengan keputusan Piala Dunia yang baru lepas? Baiklah, kini kita tumpukan perhatian kita berbalik kpd kajian konspirasi ‘kebetulan’ semula. Terima kasih kepada saudara Rijal82,JTRBradoKapak dan beberapa lagi pengkaji konspirasi lain atas pendedahan awal mereka mengenai Piala Dunia yang lepas.
Mavi Marmara diserang, satu dunia menumpukan mata pandangan ke Gaza lalu meninggalkanBilderberg melakukan mesyuarat secara senyap. Terima kasih kepada Ibnuyaacob.com yang mendedahkan hal mengenai mesyuarat ini. Mavi Marmara kemudian ditinggalkan kita lalu terbanglah kita keawangan menuju ke Afrika Selatan melihat dan ‘memuja’ kehebatan ciptaan Tuhan yang juga kebanyakan daripada mereka adalah anti-Tuhan.
Para pengkaji konspirasi telah mendedahkan logo Piala Dunia yang berbentuk kepala Horus dan bola yang digunakan ketika Piala Dunia (Jabulani) yang menyamai lambang Jahbulon. Jahbulon adalah ALAT sembahan Freemason yang dihasilkan daripada gabungan triniti Jehovah, Ba’al dan Osiris.
Para saintis terhandal dunia telah membuat beberapa siri kajian supaya bola kesayangan mereka itu menjadi bulatan yang sempurna dan menjadi rebutan dan kesayangan para ‘pahlawan’ atas padang. Perancangan mereka tidaklah selengkap perancangan Allah.
Sepanjang kempen Piala Dunia, ‘kesempurnaan’ Jabulani telah memberi banyak masalah kepada para pemain dan memaksa Adidas (pengeluar) menghantar bintang-bintang mereka (Ricardo Kaka, Petr Cech, Oliver Kahn, Michael Ballack dan beberapa pemain lain) mempertahankan Jabulani.
Tanpa kita sedari, upacara pembukaan Piala Dunia juga sebenarnya dipenuhi dengan upacara sembahan ‘dewa’ mereka (saya tidak berkesempatan menyaksikan upacara pembukaan. bahagian ini diceritakan kepada saya melalui gambar-gambar dan penerangan-penerangan yang disiarkan di laman BBC. maaf jika ada sebarang bahagian yang salah)
Upacara dimulakan dengan persembahan penyanyi Afrika dengan bunyian gendang dan alat-alat muzik yang lain. Persembahan ini dipanggil The Calling. Siapa yang mereka panggil?Mungkin ini yang mereka panggil untuk masuk ke tengah padang dan menjadi perhatian dunia..
[BBC: A giant human-powered dung beetle dribbles an equally large Jabulani around the pitch to the delight of the fans in the stadium]
Upacara pembukaan diteruskan dengan beberapa krew mengangkat kumbang (Dung Beetle) yang menolak masuk Jabulani ke tengah pentas persembahan/padang. Kumbang juga merupakan salah satu unsur penyembahan firaun mesir kuno. Manusia/kita mengangkat kumbang tersebut dan kumbang tersebut mengangkat Jabulani ke tengah perhatian dunia supaya menjadi tatapan dan pujian semua.
Penyanyi terkenal Hollywood (ejen mata satu terhebat), R Kelly bersama Soweto Spiritual Singers, penyanyi gereja Afrika menyanyikan lagu ‘Sign of a Victory’ sebagai tanda kemenangan mereka menjauhkan perhatian dunia daripada isu-isu yang jauh lebih penting.
Peta Afrika dilakarkan ditengah padang diperhatikan seluruh masyarakat dunia. Sememangnya tumpuan kita tertumpu disana!
[BBC : A smoking calabash, depicting the stadium design is featured during the opening ceremony]
Mereka diluar stadium (the Hidden Hand) menggunakan kita semua dengan ‘membakar’ kita dalam kawah berapi besar (stadium) dalam upacara penyembahan matahari mereka! Pembinaan stadiumSoccer City, Johannesburg berbentuk kawah berapi disertai dengan bahagian dalaman yang diwarnai dengan warna api.
Sepanjang kempen Piala Dunia, kita disajikan dengan kehebatan sotong Paul menyesatkan umat Islam. Dengan senang kita menerima Paul dan pasangannya Pauline dari Jerman dengan mengiakan kehebatan mereka. Sotong (dalam bahasa Jerman dipanggil Krake) memang sudah sinonim dengan mitos Kraken, sotong gergasi di tengah lautan dalam yang menghancurkan kapal-kapal besar.
Sudah terang lagi bersuluh, sotong Jerman tersebut memang disediakan awal-awal bagi memecahkan buih-buih di lautan. Bukankah nabi sudah berpesan, umat Islam akhir zaman hanya ibarat buih-buih di lautan? Jika anda rajin perhatikan laman-laman web yang menyiarkan berita bola sepak sepanjang kempen Piala Dunia, anda sebenarnya dapat mengagak bahawa pemenangnya memang sudah dipilih awal-awal lagi… ‘allahu’alam.

Schools Need to Teach New Methods, Focus on Active Learning

Schools are renowned for training well-prepared students who excel in exams, to produce more self-motivated and critical thinkers. The curriculum has been cut, new teaching methods introduced and change are under way to fine-tune methods for assessing students and ranking schools. Teachers around the world are united in their goal to send students from cocooned classroom environments carrying with them the highest hopes of fulfilment in the outside world.

But how best to achieve that aim?

It is generally accepted that the higher the level qualification, the higher the likelihood of today's students becoming tomorrow's success stories. But to first progress to universities or college, and then flourish at tertiary level, high school students must steer-or be steered-through tough years of laying appropriate educational foundations.

For instance, in South Korea, active participation in lessons is a new experience for grade-nine students at Seoul muddle school. They are more used to being spoon-fed as they prepare top advance the following year into 36 months of high pressure learning for university.

In order to avoid the rote-learning path by leading students in new style English lessons where students given a scenario, then related assignments. The exercise was part of the new-style English lessons. The students are given a scenario at the beginning of the class. Liked the Sars situation and they take it from there, working on various assignments related to it that involve writing, oral presentations, research and constructing props. They came up with a rap, wrote a song to be dedicated on radio to the medical staff, and set up a websites , which allows students to pen their gratitude.

The active methods allows them to see how they can apply what they learn and cut across several subjects. In the thank-you assignment, they practized not only English, but also music, ICT, and art and craft. Students expanded their vocabulary and worked on sentence structure when they were forced to use standard English in their rap and song. They learnt music when they had to harmonize the song they composed. Students also drew colorful charts, so their classmates could follow the lyrics as they sang. When they had the task of setting up a tour agency, they learnt the basics of starting a business and some of the problems businessmen face, such as how to attract customers when your business is hit by heavy storms.

Previously, each class was divided into groups, and each worked on one aspect of a project , like the research, writing and presentation. The old methods was subject-based and done in isolation. The Storyline method, on the other hand, integrates what they have to cover with several activities, making it more enjoyable and fun. The best thing about storyline is that the children don't realize they're actually doing real work like comprehension because it's all built in. So they look forward to it and ask when the next topic is coming along when it ends.


Author: YOKE FONG
To observe good practice, exchange ideas and sharing knowledge.

Schools Need to Teach New Methods, Focus on Active Learning

Schools are renowned for training well-prepared students who excel in exams, to produce more self-motivated and critical thinkers. The curriculum has been cut, new teaching methods introduced and change are under way to fine-tune methods for assessing students and ranking schools. Teachers around the world are united in their goal to send students from cocooned classroom environments carrying with them the highest hopes of fulfilment in the outside world.

But how best to achieve that aim?

It is generally accepted that the higher the level qualification, the higher the likelihood of today's students becoming tomorrow's success stories. But to first progress to universities or college, and then flourish at tertiary level, high school students must steer-or be steered-through tough years of laying appropriate educational foundations.

For instance, in South Korea, active participation in lessons is a new experience for grade-nine students at Seoul muddle school. They are more used to being spoon-fed as they prepare top advance the following year into 36 months of high pressure learning for university.

In order to avoid the rote-learning path by leading students in new style English lessons where students given a scenario, then related assignments. The exercise was part of the new-style English lessons. The students are given a scenario at the beginning of the class. Liked the Sars situation and they take it from there, working on various assignments related to it that involve writing, oral presentations, research and constructing props. They came up with a rap, wrote a song to be dedicated on radio to the medical staff, and set up a websites , which allows students to pen their gratitude.

The active methods allows them to see how they can apply what they learn and cut across several subjects. In the thank-you assignment, they practized not only English, but also music, ICT, and art and craft. Students expanded their vocabulary and worked on sentence structure when they were forced to use standard English in their rap and song. They learnt music when they had to harmonize the song they composed. Students also drew colorful charts, so their classmates could follow the lyrics as they sang. When they had the task of setting up a tour agency, they learnt the basics of starting a business and some of the problems businessmen face, such as how to attract customers when your business is hit by heavy storms.

Previously, each class was divided into groups, and each worked on one aspect of a project , like the research, writing and presentation. The old methods was subject-based and done in isolation. The Storyline method, on the other hand, integrates what they have to cover with several activities, making it more enjoyable and fun. The best thing about storyline is that the children don't realize they're actually doing real work like comprehension because it's all built in. So they look forward to it and ask when the next topic is coming along when it ends.


Author: YOKE FONG
To observe good practice, exchange ideas and sharing knowledge.

High School Scholarship – Find The Suitable One

If you are a parent and you find that due to financial crisis you are unable to pay the school fees or meet educational expenses of your child's high school, opt for high school scholarship. You must keep in mind that scholarships are out there for all types of students and your child will also be eligible and fulfill the requirements for one or the other scholarship program. If you wish to send him to college you will find that college expenses are extremely high and unaffordable for average earning parents. In fact, scholarships are the best way of funding for your child's higher education.

However, you have to be prepared for the long and time taking search process. It is a simple logic here. Since you need free financial aid and at the same time you want your child to win the award money too, you will have to invest more than enough time to find the most suitable scholarship programs. Make sure the scholarship money is sufficient to fulfill your child's needs and your child abilities match with the requirements set for that scholarship program.

Most often parents do not know how to begin the search for suitable high school scholarship for their child. The first and the best place to start with is the financial aid office of the college in which your child is expecting to attend. Do not approach only one college, you must have at least three levels of preferences so that if by any reasons your child is not accepted in one college, he will be able to get admission in the college of second or third preferences. The guidance counselor might turn out to be extremely helpful here.

Take help from Internet where you will find widest variety of options available. Free scholarship search engines are also there for your assistance. Search through the site and find a scholarship that suits your child. If children of any of your friend or colleague had received the scholarship, ask them about the high school scholarship and get an idea about how to apply for it successfully.

Author: Carl Evangelista

High School Scholarship – Find The Suitable One

If you are a parent and you find that due to financial crisis you are unable to pay the school fees or meet educational expenses of your child's high school, opt for high school scholarship. You must keep in mind that scholarships are out there for all types of students and your child will also be eligible and fulfill the requirements for one or the other scholarship program. If you wish to send him to college you will find that college expenses are extremely high and unaffordable for average earning parents. In fact, scholarships are the best way of funding for your child's higher education.

However, you have to be prepared for the long and time taking search process. It is a simple logic here. Since you need free financial aid and at the same time you want your child to win the award money too, you will have to invest more than enough time to find the most suitable scholarship programs. Make sure the scholarship money is sufficient to fulfill your child's needs and your child abilities match with the requirements set for that scholarship program.

Most often parents do not know how to begin the search for suitable high school scholarship for their child. The first and the best place to start with is the financial aid office of the college in which your child is expecting to attend. Do not approach only one college, you must have at least three levels of preferences so that if by any reasons your child is not accepted in one college, he will be able to get admission in the college of second or third preferences. The guidance counselor might turn out to be extremely helpful here.

Take help from Internet where you will find widest variety of options available. Free scholarship search engines are also there for your assistance. Search through the site and find a scholarship that suits your child. If children of any of your friend or colleague had received the scholarship, ask them about the high school scholarship and get an idea about how to apply for it successfully.

Author: Carl Evangelista

Download gratis Adobe Photoshop CS3 Portable - Free Download -

Tentunya kita semua tahu program editor gambar yang keren dan bagus di lingkungan Windows, Adobe Photoshop CS3, untuk menginstal di komputer kita mungkin harus membeli lisensinya atau mencari crack nya di internet, belum lagi mendownload programnya yang filenya gede dan besar.
Ini ada program Adobe Phoshop CS3 portable jadi tidak memerlukan instalasi, bisa di simpan di flashdisk dan dibawa kemana-mana.
Silahkan download Adobe Photoshop CS3 Portable di
http://depositfiles.com/en/files/m54nt8tax
http://www11.indowebster.com/9ecd51ae25ed83cb9d3f9ca822f89223.rar

sumber tulisan : http://www.rozy.web.id/free-program/download-adobe-photoshop-cs-5-new/