Sejarah Pendidikan Islam

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

A. Masa Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam

Pada masa pembenaan pendidikan islam, yakni pada masa proses penurunan ajaran islam kepada Muhammad SAW dan prosees pembudayaannya berlangsung. Masa tersebut berlangsung sejak Muhammad menerima wahyu dan menerima pengangkatannya sebagai rasul.

Pendidikan islam berarti memasuki ajaran-ajaran islam kedalam unsur-unsur suatu bangsa arab pada masa itu, sehingga diwarnai oleh islam dalam pembinaan tersebut. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi yaitu;

Adakalanya islam mendatangkan sesuatu unsur yang sifatnya memperkaya dan melengkapi unsur budaya yang telah ada, seperti Al-Qur’an. Didatangkannya Al-Qur’an oleh Nabi Muhammad SAW untuk dihafal dan dipelajari oleh umatnya pada masa itu adalah memperkaya sifat unsur budaya sastra arab yang pada masa itu diakui mempunyai tingkah laku yang tinggi.

  1. Islam mendatangkan ajaran baru yang belum ada sebelumnya untuk meningkatkan kesejahterean masyarakat dan meningkatkan perkembangan budayanya.
  2. Adakalanya islam mendatangkan ajaran yang sifatnya bertentangan dengan ajaran islam pada umumnya dibiarkan tetap berlaku dan berkembang dengan mendapatkan pengarahan-pengarahan seperlunya.
  3. Adakalanya islam mendatangkan suatu ajaran yang sifatnya meluruskan kembali nilai-nilai yang ada dalam kenyataan praktisnya telah menyimpang dari ajaran aslinya.
Dengan demikian terbentuklah satu pengaturan nalai dan budaya islam yang lengkap dan sempurna dalam ruang lingkupnnya yang sopan dan baik dari segi situasi dan kondisi maupun pada waktu perkembanan zaman. Setting tersebutlah yang diwariskan kepada generasi berikutnya, untuk dikembangkan secara kualitatif maupun kuantitatif.

Pendidikan islam pada masa pertumbuhan dan perkembangannya juga mempunyai dua sasaran yaitu;
  1. Generasi berikutnya adalah generasi penerus dan masyarakat yang lain yang belum menerima ajaran islam. 
  2. Kedua yaitu penyampaian ajaran islam dan usaha internalisasinya dalam masyarakat bangsa yang harus menerima didalam islam lazim disebut sebagai da’wah islam.
Tujuan dari pendidikan (da’wah) islam keluar tidak lain adalah untuk menyampaikan ajaran islam kepada masyarakat bangsa agar mereka menerimanya menjadi system hidup untuk menghadapi serangan dari luar dan sekaligus untuk memberikan pelajaran kepada mereka yang telah melakukan jihad terhadap utusan nabi Muhammad SAW . Suatu peristiwa penting sejarah pendidikan islam dimasa nabi Muhammad SAW wafat adalah peristiwa pemberontakan dari orang-orang murtad yang enggan membayar zakat, serta timbulnnya nabi-nabi palsu pada khalifah Abu Bakar. Para pemberontak tersebut adalah orang-orang yang baru masuk islam dan dengan sendirinya mereka belum mantap keislamannya. Untuk menghadapi pemberontakan tersebut Abu Bakar mengirimkan pasukan yang terdiri dari para sahabat.

Untuk menjaga agar Al-Qur’an jangan sampai hilang, maka penulisan Al-Qur’an pada zaman nabi belum tersusun sesuai dengan hafalan para sahabat ditulis kembali dan dijadikan suatu mushab.

B. Pusat-Pusat Pendidikan Islam

Pelaksanaan pembinaan pendidikan islam pada zaman nabi dapat dibedakan menjadi dua tahap, baik dari segi waktu dan tempat penyelenggaraan, maupun dari segi isi dan materi pendidikannya, yaitu;
  1. Tahap/fase Mekkah, sebagai fase awal pembinaan pendidikan islam,dengan mekkah sebagai pusat pembinaannya, dan
  2. Tahap/fase Madinah, sebagai fase lanjutan (penyempurnaan) pembinaan/pendidikan islam dengan madinah sebagai pusat pembinaannya. Peristiwa hijrah telah membedakan kedua fase tersebut.
1. Pelaksanaan pendidikan Islam di Mekkah

Kebijakan nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan ajaran islam yang demikian itu,berdasarkan berdasarkan petunjuk langsung dari Allah. Sebagaimana firman Allah;

213. Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) Tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang di'azab.
214. Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,
215. Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, Yaitu orang-orang yang beriman.
216. Jika mereka mendurhakaimu Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan";

Dan keadaan itu berlangsung lebih sampai dengan tiga tahun, sampai akhirnya turun petunjuk dan perintah dari Allah, agar Nabi memberikan pendidikan dan seruannya secara terbuka. Dengan turunnya perintah tersebut maka mulailah Muhammad memberikan pengajaran kepada umatnya secara terbuka dan meluas, bukan hanya dilingkungan kaum keluarga dikalangan penduduk Mekkah, tetapi juga penduduk diluar Mekkah terutama mereka yang datang ke Mekkah, baik dalam rangka ibadah haji maupun dlam rangka perdagangan. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh Nabi Muhammad SAW pun semakin besar pula.

Sebagaimana dikemukakan, bahwa Nabi Muhammad SAW dalam melaksanakan tugas kerasulannya, berhadapan dengan nilai-nilai warisan Ibrahim yang telah banyak menyimpang dari yang sebenarnya. Inti dari warisan tersebut adalah ajaran tauhid. Tetapi ajaran tersebut dalam budaya yang dihadapi oleh Nabi Muhammad, telah pudar dalam budaya masyarakat bangsa arab jahiliyah. Penyembahan berhala dan perbuatan ajaran-ajaran syirik lainnya telah menyelimuti ajaran tauhid. Inilah tugas Muhammad, yaitu untuk memancarkan kembali sinar tauhid dalam hidup umat manusia umumnya, dan yang pertama-tama yang dihadapinya adalah kehidupan bangsa arab pada masanya. Muhammad memperoleh kesadaran dan panghayatan yang mantap tentang ajaran tauhid,yang intisarinya adalah sebagaimana tercermin dalam surat Al-Fatihah. Itulah intisari dari ajaran tauhid yang dibawa Muhammad yang akan dididikan oleh umatnya.

Mahmud Yunus,dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam menyatakan bahwa pembinaan pendidikan islam pada masa ini meliputi;
  • Pendidikan keagamaan, yaitu hendaklah dengan membaca nama Allah semata-mata, jangan mempersekutukannya dengan nama berhala,karena Tuhan itu Maha Besar dan Maha Pemurah,sebab itu hendaklah dieyahkan berhala itu sejauh-jauhnya.
  • Pendidikan akhliyah dan ilmiyah, yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian alam semesta
  • Pendidikan akhlak dan budi pekerti, Nabi Muhammad SAW mengajar sahabatnya agar berakhlak baik sesuai dengan ajaran tauhid.
  • Pendidikan jasmani (kesehatan), yaitu mementingkan kebersihan pakaian, badan dan tempat kediaman.
2. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Madinah

Hijrah dari Mekkah ke Madinah bukan hanya sekedar berpindah dan menghindari diri dari tekanan dan ancaman kaum Quraisy dan penduduk mekkah yang tidak ingin menghadapi pembaharuan terhadap ajaran nenek moyang mereka, tetapi juga mengandung maksud untuk mengatur potensi dan menyusun kekuatan dalam menghadapi tantangan-tantangan lebih lanjut, sehingga nanti akhirnya terbentuk masyarakat baru yang nantinya bersinar kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim yang akan disempurnakan oleh Muhammad SAW melalui wahyu Allah.

Tetapi ternyata lingkungan yang baru tersebut,bukanlah lingkungan yang betul-betul baik yang tidak menimbulkan permasalahan. Di Madinah Nabi Muhammad SAW menghadapi permasalahan-permasalahan yang baru. Beliau menghadapi permasalahan bahwa umatnya terdiri dari dua latar belakang kehidupan kelompok yang berbeda, yaitu;
  1. Mereka yang berasal dari Mekkah yang disebut dengan kaum Muhajjirin,dan
  2. Merupakan penduduk asli yang disebut kaum ansor. Melihat kenyataan tersebut, beliau mengatur dan menyusun segenap potensi yang ada dalam lingkungannya, memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan potensi dan kekuatan yang ada, dalam rangka menyusun masyarakat yang baru yang terus berkembang, yang mampu menghadapi segenap tantangan dan rintangan yang berasal dari luar dengan kekuatan sendiri.
Kalau periode Mekkah ciri pokok pembinaan pendidikan islam adalah pendidikan tauhid, maka pada periode madinah ini ciri pokok pembinaan pendidikan islam dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik. Tetapi sebenarnya antara dua ciri tersebut bukanlah merupakan dua hal yang dipisahkan satu dengan yang lain. Kalau pembinaan pendidikan di Mekkah titik pokoknya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid kedalam jiwa tiap individu muslim, agar dari jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pembinaan pendidikan di Madinah pada hakikatnya ialah merupakan lanjutan dari pendidikan tauhid di Mekkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial dan politik agar dijiwai oleh ajaran tauhid, sehingga akhirnya tingkah laku sosial politiknya merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.

Faham Mu'tazila

FAHAM MU'TAZILA

Berbicara perpecahan umat islam tidak ada habis-habisnya, karena terus-menerus terjadi perpecahan dan penyempalan mulai dengan munculnya khawarij dan syiah kemudian muncullah satu kelompok lain yang berkedok dan berlindung dibawah syiar akal dan kebebasan berpikir. Satu syiar yang menipu dan mengelabuhi orang-orang yang tidak mengerti bagaimana islam menempatkan akal pada porsi yang benar, sehingga banyak kaum muslim yang terpuruk dan terjerumus masuk pemikiran kelompok ini. Akhirnya terpecahlah dan berpalinglah kaum muslimin dari agamanya yang telah diajarkan rasulullah dan para sahabatnya.

Akibat dari hal itu bermuncullah kebid’ahan-kebid’ahan yang semakin banyak dikalangan kaum muslimin sehingga melemahkan kekuatan dan kesatuan mereka serta memberikan gambaran yang tidak benar terhadaf ajaran islam. Bahkan di dalam kelompok ini terdapat hal-hal yang sangat berbahaya bagi islam yaitu mereka lebih mendahulukan akal dan pemikiran-pemikiran para filosof daripada ajaran dan wahyu dari Allah, sehingga banyak ajaran islam yang tidak mereka akui karena menyelisihi akal menurut prasangka mereka.

Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban bagi seorang muslim untuk menasehati saudaranya agar tidak terjerumus kedalam pemikiran kelompok ini yaitu ” Mu’tazilah” yang pengaruh penyimpangannya sangat terasa sampai saat ini dan masih dikembangkan oleh para kolonialis Kristen dan Yahudi dalam menghancurkan kekuatan kaum muslim dan persatuannya.

1. Sebab Penamaannya

Para ulama telah berselisihan pendapat tentang sebab penamaan aliran ini dengan nama Mu’tazilah menjadi dua pendapat :

Pertama, berpendapat bahwa sebab penamaannya adalah berpisahnya Waashil Bin Atho dan Amir Bin Ubaid dari majelis dan halaqohnya Al Hasan Al Bashry. Hal ini didasarkan oleh riwayat yang mengisahkan bahwa ada seseorang yang menemui Al Hasan Al Bashry, lalu berkata : imam agama telah muncul pada zaman kita ini satu jamaah yang mengkafirkan pelaku dosa besar dan dosa besar menurut mereka adalah kekafiran yang mengeluarkan pelakunya dari agama. Mereka adalah Al Wa’iidiyah Khawarij dan berjamaah yang menangguhkan pelaku dosa besar, dosa besar menurut mereka tidak mengganggu atau merusak iman bahkan amalan menurut mereka bukan termasuk rukun iman dan iman tidak rusak oleh kemaksiatan, maka bagaimana engkau memberikan hukum bagi mereka dalam hal tersebut secara I’tikad? lalu berkata Al Hasan: telah berpisah ( I”tizal ) dari kita Waashil dan Amir Bin Ubaid mengikuti langkah Waashil, maka kedua orang ini beserta pengikutnya dinamakan Mu’tazilah.

Kedua, berkata Ibnu Abl Izzy : Amir Bin Ubaid dan Waashil Bin Atho Al Ghozaal serta para pengikutnya dinamakan demikian karena memisahkan diri dari al jamaah setelah wafatnya Al Hasan Bashry di awal-awal abad kedua dan mereka itu bermajelis sendiri ( berpisah ) sehingga mereka dinamakan denga Mu’tazilah.

2. Defenisi Mu’tazilah

Secara etimologi Mu’tazilah atau I’tizaal adalah kata yang dalam bahasa Arabnya menunjukian arti : kesendirian , kelemahan dan keterputusan.

Sedangakan secara Terminologi Para Ulama mendefenisikan sebagai satu kelompok dari qadiriyah yang menyelisihi pendapat umat islam dalam permasalahan hukum pelaku dosa besar yang dipimpin oleh Waashil Bin Atho dan Amir Bin Ubaid pada zaman Al Hasan Al Bashry.

Kata mu’tazilah berasal dari bahasa Arab ”I’tazala” yang artinya ”Hengkang” atau ”Pisah”. Yang dimaksud adalah suatu aliran atau golongan yang memisahkan diri dari induknya , yaitu Waashil Bin Atho memisahkan diri dari gurunya Al–Hasan Al–Basry karena terjadi perbedaan pendapat diantara mereka, yang akhirnya Waashil membuat aliran sendiri yang diberi nama dengan golongan Mu’tazilah.

3. Awal Munculnya Faham Mu’tazilah

Golongan Mu’tazilah lahir dilatarbelakangi oleh adanya perselisihan faham antara murid dengan guru dan bukan dimotori oleh kepentingan politik sekalipun akhirnya setelah tumbuh golongan ini ditunggangi oleh kepentingan politik.

Pembangunan aliran ini adalah Abu Chudzaifah Bin Atha yang muncul pada masa pemerintahan Hisyam Bin Abdul Malik ( 724 -743 ) pada dasarnya Waashil Bin Atha adalah murid Hasan Al – Basry ( 642 – 728 ) salah seorang ulama senior di Baghdad. Namun karena terjadi perbedaan pandangan dalam masalah agama, maka Waashil memisahkan diri dari gurunya dan membuat aliran sendiri yang dikenal dengan sebutan aliran Mu’tazilah

4.Ciri-Ciri Faham Mu’tazilah

Ciri–ciri faham Mu’tazilah antara lain:
  1. Orang yang berbuat dosa besar dan meninggal sebelum bertaubat, maka hukumnya tidak mukmin dan tidak kafir , namun diantara keduanya dan di akhirat kelak ia berada dintara surga dan neraka. ( Al – Manzilah Baina Al – Manzilahtain )
  2. Akal merupakan hukum tertinggi, baik dan buruk ditentukan oleh akal.
  3. Bila terjadi perbedaan antara akal dan Al-Qu’ran serta Hadist maka yang diambil adalah ketentuan akal.
  4. Al- qur’an adalah Makhluk dan bukan firman Allah.
  5. Allah tidak dapat dilihat di surga oleh penghuninya di akhirat kelak.
  6. Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad saw, bukan dengan jasad dan ruh namun hanya melalui mimpi sebab mustahil menurut akal dalam waktu yang relatif singkat manusia dapat menempuh jarak yang luar biasa jauhnya dan penuh rintangan dan resiko.
  7. Perbuatan manusia ditentukan oleh manusia itu sendirinya baik atau buruknya dan bukan ditentukan oleh Allah.
  8. Bahwa Arsy itu tidak ada.
  9. Surga dan neraka itu tidak ada, sebab yang kekal hanyalah Allah semata.
  10. Shirat, yaitu jembatan yang melintang diatas neraka jahanam itu tidak ada.
  11. Mizan, yaitu timbangan amal manusia di akhirat itu tidak benar adanya, sebab amal manusia itu bukan singkong maka tidak dapat ditimbang dan tidak perlu timbangan.
  12. Haudl atau sungai atau telaga yang diceritakan ada di dalam surga itu tidak ada.
  13. Bahwa siksa dan nikmat kubur tidak ada , sebab manusia setelah dikubur sudah menyatu kembali dengan tanah .
  14. Manusia setelah meninggal dunia itu sudah tidak mendapat manfaat apapun dari yang hidup, maka tidak perlu di do’akan, dimintakan ampunan atas dosa- dosanya atau diberi hadiah pahala. Hadiah pahala tidak sampai kepada orang yang mati, karena mereka sudah menjadi tanah.
  15. Bahwa Allah wajib membuat yang baik dan yang lebih baik untuk manusia.
  16. Allah tidak mempunyai sifat–sifat dan nama–nama, maka haram membaca atau mengkaji sifat–sifat Allah, sebab Allah mendengar dengan Dzat - Nya, melihat dengan Dzat – Nya dan segala sesuatu yang dilakukan oleh Allah dengan dzat –nya.
  17. Tidak mempercayai adanya Mu’jizat bagi nabi Muhammad Saw, selain Al – Qur’an.
  18. Halal hukumnya mencaci maki sahabat yang salah.
  19. Surga dan neraka itu saat ini belum ada, dan baru akan dibuat oleh allah nanti bila kiamat sudah tiba.
5. Perkembangannya

Mu’tazilah berkembang sebagai satu pemikiran yang ditegakan diatas pandangan bahwa akal adalah sumber kebenaran pada awal abad kedua hijriyah tepatnya tahun 105 atau 110 H di kota Bashroh di bawah pimpinan Waashil Bin Atho, lalu menyebar ke kota Kufah dan Baghdad. Akan tetapi pada masa ini Mu’tazilah menghadapi tekanan yang berat dari para pemimpin Bani Umayyah yang membuat aliran ini sulit berkembang dan sangat menghambat penyebarannya sehingga hal itu membuat mereka sangat benci bani umayyah.

Permusuhan dan perseteruan antara Bani Ummayyah ini berlangsung terus–menerus denga keras sampai jatuhnya kekuasaan Bani Umayyah dan tegaknya kekuasaan Bani Abasiyah, kemudian bersamaan dengan berkembangnya kekuasan Bani Abasiyah, berkembanglah Mu’tazilah dengan mulainya mereka mengirim para da’i dan delegasi–delegasi ke seluruh negeri islam untuk mendakwahkan mazhab dan I’tikad mereka kepada kaum muslimin dan diantara yang memegang peran besar dan penting dalam hal ini adalah Waashil Bin Atho. Kesempatan ini mereka peroleh karena mazhab mereka memberikan dukungan yang besar dalam mengokohkan dan menguatkan kekuasaan Bani Abasiyah khususnya pada zaman Al Ma’mun yang condong mengikuti aqidah mereka apalagi ditambah dengan persetujuan Al Ma’mun terhadaf pendapat mereka tentang Al–Qur’an. Mereka mengatakan bahwa Al–Qur’an itu makhluk sampai–sampai Al Ma’mun mengerahkan seluruh kekuatan bersenjatanya untuk memaksa manusia untuk mengikuti dan menyakini kebenaran pendapat tersebut, lalu beliau mengirim mandat kepada para pembantunya di Baghdad pada tahun 218 H untuk menguji para Hakim, Muhadditsin dan seluruh ulama dengan pendapat bahwa Al–Qur’an adalah makhluk. Beliau juga memerintahkan hakim untuk tidak menerima persaksian orang yang tidak sependapat dengan pendapat tersebut dan menghukum mereka, maka terjadilah fitnah yang sanagt besar. Diantara para ulama yang mendapat ujian dan cobaan ini adalah Al –Imam Ahmad Bin Hambal. Beliau merupakan ulama yang sangat terkenal pada masa itu, akan tetapi beliau tetap teguh dengan aqidah dan pendapat ahli sunnah wal jamaah tentang hal tersebut yaitu bahwa Al–Qur’an adalah kalamullah dan bukan mahkluk.

Walaupun Mu’tazilah telah melakukan usaha yang besar dalam menekuni dan menyelami kehidupan akal sejak abad kedua samapai abad kelima Hijriyah, akan tetapi tidak mendapat keberhasilan dan kesuksesan bahkan akhirnya mengalami kemunduran dan kegagalan dalam bidang tersebut. Hal ini tampak terjadi karena mereka tidak mengambil sumber atau berlandaskan Al–Qur’an dan Sunnah Rasul, bahkan mereka mendasarinya dengan bersandar kepada akal semata yang telah rusak oleh pemikiran filsafat Yunani dan bermacam–macam aliran pemikiran.

Akibat dari setiap pemikiran yang tidak diterangi dengan kalamullah dan Sunnah Nabi maka akhirnya adalah kehancuran dan kesesatan walaupun demikian hebatnya, karena mengambil sumber penerangan dari Al–Kitab dan Sunnah Nabi akan menerangi jalannya akal sehingga tidak salah dan tersesat. Menurut para sufi apabila akal berpedoman atau berpegang teguh pada sumber yang murni yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul berarti akal tersebut akan menjadi akal yang terang benderang seolah–olah diterangi cahaya Ilahi serta jauh dari kesesatan dan penyimpangan.

6. Metode Mu’tazilah

Ciri khas paling khusus dari Mu’tazilah, ialah bahwa mereka meyakini sepenuhnya kemampuan akal. Prinsip ini mereka pergunakan untuk menghukum berbagai hal. Dengan prinsip ini mereka berjalan begitu jauh. Mereka berpendapat bahwa alam punya hukum kokoh yang tunduk kepada akal. Mereka merupakan kelompok yang hampir mirip dengan Descartes dari kalangan kaum rasionalis modern. Mereka tidak mengingkari naql (teks Al–Qur’an dan Hadis), tetapi tanpa ragu–ragu mereka menundukkan naql kepada hukum akal.

Mereka menguasai berbagai pandangan religius dan filosofis yang melingkupi mereka. Sayangnya kecenderungan rasionalisme mereka yang ekstrim itu mendorong mereka untuk menerapkan hukum–hukum akal terhadaf alam langit seperti ketika menghukumi alam bumi, sehingga mengiring mereka kedalam pandangan–pandangan yang begitu berani, yang akhirnya mengiring mereka ke dalam filsafat ketuhanan yang selamanya tidak mengkonsekuensikan semua pengertian keagungan dan kesempurnaan yang sepantasnya (bagi Allah)

Aliran Mu’tazilah juga mensucikan kemerdekaan berpikir. Kemerdekaan berpikir ini, mereka sucikan baik ketika menghadapi pihak lawan–lawan maupun ke dalam, antar sesama mereka sendiri. Untuk itu mereka berkepentingan mendengarkan pandangan–pandangan yang paling aneh dan absurd sekalipun, untuk dianalisa dan dikonfirmasikan kersalahannya. Mereka memperluas ruang gerak kajian di kalangan mereka sendiri, dimana seorang murid berhak menentang pendapat gurunya, bahkan anak pun boleh menentang pendapat ayahnya sendiri.kaum Mu’tazilah pendapat dalam masalah detail, dan mereka menjadi kelompok di dalam kelompok tidak ada aliran teologi yang membiasakan kemerdekaan pendapat ini punya andil dalam perpecahan yang terjadi di dalam barisan Mu’tazilah, sehingga anak–anak dari satu keluarga saling menuduh kafir.

Tuduhan inilah yang begitu populer pada banyak kelompok. Betapa anehnya kalau para pemikir merdeka itu mengharuskan manusia membawa pedang untuk menumpas sebagian pandangan mereka khususnya yang tidak ada hubungannya dengan inti akidah.

Filosof Islam Pertama ( AL KINDI )

FILOSOF ISLAM PERTAMA

Al-Kindi tak sekedar menerjemahkan karya-karya filsafat Yunani, namun dia juga menyimpulkan karya-karya filsafat Helenisme. Salah satu kontribusinya yang besar adalah menyelaraskan filsafat dan agama.

''Al-Kindi adalah salah satu dari 12 pemikir terbesar di abad pertengahan,'' cetus sarjana Italia era Renaissance, Geralomo Cardano (1501-1575). Di mata sejarawan Ibnu Al-Nadim, Al-Kindi merupakan manusia terbaik pada zamannya. Ia menguasai beragam ilmu pengetahuan. Dunia pun mendapuknya sebagai filosof Arab yang paling tangguh.

Ilmuwan kelahiran Kufah, 185 H/801 M itu bernama lengkap Abu Yusuf Ya'qub bin Ishak bin Sabah bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin Al-Asy'ats bin Qais Al-Kindi. Ia berasal dari sebuah keluarga pejabat. Keluarganya berasal dari suku Kindah salah satu suku Arab yang besar di Yaman sebelum Islam datang. Nenek moyangnya kemudian hijrah ke Kufah.


Ayahnya bernama Ibnu As-Sabah. Sang ayah pernah menduduki jabatan Gubernur Kufah pada era kepemimpinan Al-Mahdi (775-785) dan Harun Arrasyid (786-809). Kakeknya Asy'ats bin Qais kakeknya AL-Kindi dikenal sebagah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Bila ditelusuri nasabnya, Al-Kindi merupakan keturunan Ya'rib bin Qathan, raja di wilayah Qindah.

Pendidikan dasar ditempuh Al-Kindi di tanah kelahirannya. Kemudian, dia melanjutkan dan menamatkan pendidikan di Baghdad. Sejak belia, dia sudah dikenal berotak encer. Tiga bahasa penting dikuasainya, yakni Yunani, Suryani, dan Arab. Sebuah kelebihan yang jarang dimiliki orang pada era itu.

Al-Kindi hidup di era kejayaan Islam Baghdad di bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Tak kurang dari lima periode khalifah dilaluinya yakni, Al-Amin (809-813), Al-Ma'mun (813-833), Al-Mu'tasim, Al-Wasiq (842-847) dan Mutawakil (847-861). Kepandaian dan kemampuannya dalam menguasai berbagai ilmu, termasuk kedokteran, membuatnya diangkat menjadi guru dan tabib kerajaan.

Khalifah juga mempercayainya untuk berkiprah di Baitulhikmah (House of Wisdom) yang kala itu gencar menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dari berbagai bahasa, seperti Yunani. Ketika Khalifah Al-Ma'mun tutup usia dan digantikan puteranya, Al-Mu'tasim, posisi Al-Kindi semakin diperhitungkan dan mendapatkan peran yang besar. Dia secara khusus diangkat menjadi guru bagi puteranya.

Al-Kindi mampu menghidupkan paham Muktazilah. Berkat peran Al-Kindi pula, paham yang mengutamakan rasionalitas itu ditetapkan sebagai paham resmi kerajaan. Menurut Al-Nadhim, selama berkutat dan bergelut dengan ilmu pengetahuan di Baitulhikmah, Al-Kindi telah melahirkan 260 karya. Di antara sederet buah pikirnya dituangkan dalam risalah-risalah pendek yang tak lagi ditemukan. Karya-karya yang dihasilkannya menunjukan bahwa Al-Kindi adalah seorang yang berilmu pengetahuan yang luas dan dalam.

Ratusan karyanya itu dipilah ke berbagai bidang, seperti filsafat, logika, ilmu hitung, musik, astronomi, geometri, medis, astrologi, dialektika, psikologi, politik dan meteorologi. Bukunya yang paling banyak adalah geometri sebanyak 32 judul. Filsafat dan kedokteran masing-masing mencapai 22 judul. Logika sebanyak sembilan judul dan fisika 12 judul.

Buah pikir yang dihasilkannya begitu berpengaruh terhadap perkembangan peradaban Barat pada abad pertengahan. Karya-karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa. Buku-buku itu tetap digunakan selama beberapa abad setelah ia meninggal dunia.

Al-Kindi dikenal sebagai filosof Muslim pertama, karena dialah orang Islam pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat. Hingga abad ke-7 M, filsafat masih didominasi orang Kristen Suriah. Al-Kindi tak sekedar menerjemahkan karya-karya filsafat Yunani, namun dia juga menyimpulkan karya-karya filsafat Helenisme. Salah satu kontribusinya yang besar adalah menyelaraskan filsafat dan agama.

Setelah era Khalifah AL-Mu'tasim berakhir dan tampuk kepemimpin beralih ke Al-watiq dan Al-Mutawakkil, peran Al-Kindi semakin dipersempit. Namun, tulisan kaligrafinya yang menawan sempat membuat Khalifah kepincut. Khalifah AL-Mutawakkil kemudian mendapuknya sebagai ahli kaligrafi istana. Namun, itu tak berlangsung lama.

Ketika Khalifah Al-Mutawakkil tak lagi menggunakan paham Muktazilah sebagai aliran pemikiran resmi kerajaan, Al-Kindi tersingkir. Ia dipecat dari berbagai jabatan yang sempat diembannya. Jabatannya sebagai guru istana pun diambil alih ilmuwan lain yang tak sepopuler Al-Kindi. Friksi pun sempat terjadi, perpustakaan pribadinya sempat diambil alih putera-putera Musa. Namun akhirnya Al-Kindiyah - perpustakaan pribadi itu - dikembalikan lagi.

Sebagai penggagas filsafat murni dalam dunia Islam, Al-Kindi memandang filasafat sebagai ilmu pengetahuan yang mulia. Sebab, melalui filsafat-lah, manusia bisa belajar mengenai sebab dan realitas Ilahi yang pertama da merupakan sebab dari semua realitas lainnya.Baginya, filsafat adalah ilmu dari segala ilmu dan kearifan dari segala kearifan. Filsafat, dalam pandangan Al-Kindi bertujuan untuk memperkuat agama dan merupakan bagian dari kebudayaan Islam.

Salah seorang penulis buku tentang studi Islam, Henry Corbin, menggambarkan akhir hayat dari sang filosof Islam. Menurut Corbin, pada tahun 873, Al-Kindi tutup usia dalam kesendirian dan kesepian. Saat itu, Baghdad tengah dikuasai rezim Al-Mu'tamid. Begitu dia meninggal, buku- buku filsafat yang dihasilkannya banyak yang hilang.

Sejarawan Felix Klein-Franke menduga lenyapnya sejumlah karya filsafat Al-Kindi akibat dimusnahkan rezim Al-Mutawakkil yang tak senang dengan paham Muktazilah. Selain itu, papar Klein-Franke, bisa juga lenyapnya karya-karya AL-Kindi akibat ulah serangan bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan yang membumihanguskan kota Baghdad dan Baitulhikmah. Hingga kini, Al-Kindi tetap dikenang sebagai ilmuwan Islam yang banyak berjasa bagi ilmu pengetahuan dan peradaban manusia.

Kitab Pemecah Kode

Sebagai ilmuwan serba bisa, Al-Kindi tak cuma melahirkan pemikiran di bidang filsafat saja. Salah satu karyanya yang termasuk fenomenal adalah Risalah Fi Istikhraj al-Mu'amma. Kitab itu mengurai dan membahas kriptologi atau seni memecahkan kode. Dalam kitabnya itu, Al-Kindi memaparkan bagaimana kode-kode rahasia diurai.

Teknik-teknik penguraian kode atau sandi-sandi yang sulit dipecahkan dikupas tuntas dalam kitab itu. Selain itu, ia juga mengklasifikasikan sandi-sandi rahasia serta menjelaskan ilmu fonetik Arab dan sintaksisnya. Yang paling penting lagi, dalam buku tersebut, A-Kindi mengenalkan penggunaan beberapa teknik statistika untuk memecahkan kode-kode rahasia.

Kriptografi dikuasainya, lantaran dia pakar di bidang matematika. Di area ilmu ini, ia menulis empat buku mengenai sistem penomoran dan menjadi dasar bagi aritmatika modern. Al-Kindi juga berkontribusi besar dalam bidang geometri bola, bidang yang sangat mendukungnya dalam studi astronomi.

Bekerja di bidang sandi-sandi rahasia dan pesan-pesan tersembunyi dalam naskah-naskah asli Yunani dan Romawi mempertajam nalurinya dalam bidang kriptoanalisa. Ia menjabarkannya dalam sebuah makalah, yang setelah dibawa ke Barat beberapa abad sesudahnya diterjemahkan sebagai Manuscript on Deciphering Cryptographic Messages. ''Salah satu cara untuk memecahkan kode rahasia, jika kita tahu bahasannya adalah dengan menemukan satu naskah asli yang berbeda dari bahasa yang sama, lalu kita hitung kejadian-kejadian pada tiap naskah Pilah menjadi naskah kejadian satu, kejadian dua, dan seterusnya,'' kata Al-Kindi.

Setelah itu, lanjut Al-Kindi, baru kemudian dilihat kepada teks rahasia yang ingin dipecahkan. Setelah itu dilanjutkan dengan melakukan klasifikasi simbol-simbolnya. ''Di situ kita akan menemukan simbol yang paling sering muncul, lalu ubahlah dengan catatan kejadian satu, dua, dan seterusnya itu, sampai seluruh simbol itu terbaca.'' Teknik itu, kemudian dikenal sebagai analisa frekuensi dalam kriptografi, yaitu cara paling sederhana untuk menghitung persentase bahasa khusus dalam naskah asli, persentase huruf dalam kode rahasia, dan menggantikan simbol dengan huruf.

Filsafat Al-Kindi

Bagi Al-Kindi, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mulia. Filsafatnya tentang keesaan Tuhan selain didasarkan pada wahyu juga proposisi filosofis. Menurut dia, Tuhan tak mempunyai hakikat, baik hakikat secara juz'iyah atau aniyah (sebagian) maupun hakikat kulliyyah atau mahiyah (keseluruhan).

Dalam pandangan filsafat Al-Kindi, Tuhan tidak merupakan genus atau species. Tuhan adalah Pencipta. Tuhan adalah yang Benar Pertama (al-Haqq al-Awwal) dan Yang Benar Tunggal. AL-Kindi juga menolak pendapat yang menganggap sifat-sifat Tuhan itu berdiri sendiri. Tuhan haruslah merupakan keesaan mutlak. Bukan keesaan metaforis yang hanya berlaku pada obyek-obyek yang dapat ditangkap indera.

Menurut Al-Kindi, Tuhan tidak memiliki sifat-sifat dan atribut-atribut lain yang terpisah dengan-Nya, tetapi sifat-sifat dan atribut-atribut tersebut haruslah tak terpisahkan dengan Zat-Nya. Jiwa atau roh adalah salah satu pembahasan Al-Kindi. Ia juga merupakan filosof Muslim pertama yang membahas hakikat roh secara terperinci. Al-Kindi membagi roh atau jiwa ke dalam tiga daya, yakni daya nafsu, daya pemarah, dan daya berpikir. Menurutnya, daya yang paling penting adalah daya berpikir, karena bisa mengangkat eksistensi manusia ke derajat yang lebih tinggi.

Al-Kindi juga membagi akal mejadi tiga, yakni akal yang bersifat potensial, akal yang telah keluar dari sifat potensial menjadi aktual, dan akal yang telah mencapai tingkat kedua dari aktualitas.Akal yang bersifat potensial, papar Al-Kindi, tak bisa mempunyai sifat aktual, jika tak ada kekuatan yang menggerakkannya dari luar. Oleh karena itu, menurut Al-Kindi, masih ada satu macam akal lagi, yakni akal yang selamanya dalam aktualitas.

Penulis : Heri Ruslan
REPUBLIKA Rabu, 06 Februari 2008
http://www.republika.co.id/berita/34535/Al_Kindi_Filosof_Islam_Pertama

Download Total Video Converter 3.10 + Key


Total Video Converter 3.10 adalah salah satu software converter yang  pengoperasiannya bisa di bilang sangatah mudah hanya dengan satu ‘Click’ maka program akan mengkonvert secara otomatis, seperti misalnya menkonvert Mp3 ke Wav, atau sebaliknya yang biasa di buat untuk Ringtone Handphone atau Flv ke Avi atau Mpeg,  dan masih banyak lagi.

Jadi jangan takut mendownload video di youtube dengan format Flv, dengan program ini anda dapat merubahnya ke Avi atau Mpeg, software ini sebenarnya tidak di berikan secara gratis alias shareware (berbayar) tapi karena kebanyakan kita ingin mendapatkan secara gratisan, maka saya sertakan Serial number (Crack) nya di dalam file. 

Silahkan Download  

DownIoad IDM 5.15


Internet Download Manager kembali melakukan update versi yang baru :IDM 5.15. IDM 5.15 dirilis untuk memperbaiki bug ketika mendownload file diatas 4 GB dan juga peningkatan file media pada web player di IE. Internet Download Manager merupakan sebuah pilihan yang sangat tepat sebagai Download Accelerator dan Download Manager, karena dapat meningkatkan kecepatan download.

Jika kita selama ini sudah terbiasa menjadikan IDM sebagai Download Manager, maka rasanya kita perlu untuk melakukan update. Untuk yang belum mempunyai IDM bisa menggunakan software ini sebagai download manager. Karena bisa meningkatkan kecepatan download ketika anda mengunduh suatu file di internet dan  cocok juga untuk digunakan di youtube  sangat cepat,  IDM ini otamatis mendetek file video yang mau di download pokoknya keren habis.

Saya sarankan untuk memasang IDM 5.15 ini anda jangan lupa juga mendownload Patch, karena Patch pada IDM 5.15 sangat diperlukan untuk menginstall software tersebut.

Silahkan Download

Download Patch

Download Alcohol 120%


Dalam rilisnya, menurut pembuatnya, program ini mampu membuat 31 virtual CD/DVD dalam hard disk. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya dibutuhkan PC dengan performa yang cukup tangguh baik dari segi hardware maupun kecepatan prosesnya.Tampilannya sendiri dari versi ke versi tetap sama. Program ini memiliki empat bagian utama dalam tampilannya. Di sebelah kiri terdapat dua bagian untuk fungsi utama dan menu setting. Sementara di bagian kanan merupakan area manajemen file yang akan dibuat ke dalam file image.

Fungsi unggulan program ini ada banyak. Di antaranya adalah fungsi untuk membuat file image yang langsung bersumber dari CD/DVD, membakar file image yang sudah jadi ke dalam CD/DVD, membuat file image yang bersumber dari hard disk, hingga proses penghapusan file image dari CD/DVD. Kesemua fungsi tadi memiliki wizard. Untuk manajemen file yang akan dibuat menjadi file image, Anda bisa melakukannya dengan metode drag and drop.

Silahkan Download

Download Adobe Flash Player 10



Adobe Flash Player merupakan sebuah plugin yang digunakan untuk memainkan sebuah “file script” berupa ekstension swf dan flv. Saat ini penggunaan file Flash atau FLV pada sebagian situs merupakan kebutuhan, sehingga Flash Player terus berevolusi.

Setelah diris resmi pada tanggal 15 Oktober 2008 waktu Amerika, persis sehari setelah Microsoft merilis Silverlight 2.0 Flash Player 10 cukup banyak mengalami penambahan fitur, diantaranya :
  1. Pixel Bender
  2. New Text Engine
  3. Dynamic Steraming
  4. Dynamic Audio Generation
  5. 3D Support
  6. Load and Save melalui File Reference

Sedikit ribet memang untuk mendownload Flash Player 10 langsung dari websitenya, namun kami telah mendownloadnya dan mengupload ulang untuk anda, sehingga tidak perlu repot lagi mencari link downloadnya.

Silahkan Download

Download Folderlock


Keampuhan ataupun kehebatan dari FolderLock ini diantaranya adalah protect password, menyembunyikan dan meng-enkripsi file, folder, drive, gambar dan dokumen dalam hanya beberapa detik saja. Selain itu Kita juga dapat memproteksi file pada USB Flash Drives, Memory Sticks, CD-RW, floppies dan Nototebook.

Masih banyak sekali kegunaan Folder Lock Ini. Folder lock ini dapat bekerja pada system operasi Windows Vista/2003/XP/2000/NT/Me/98/98S serta dapat bekerja pada FAT16, FAT32, NTFS.

Silahkan Download

Download FCleaner


FCleaner memiliki berbagai fungsi sekaligus membersihkan dan mengoptimalkan. Aplikasi ini diklaim mampu membersihkan file-file yang tidak lagi anda butuhkan yang memakan ruang harddisk, atau membuat komputer lambat, melakukan tweaking ke system. Hal ini tentu akan membuat komputer memiliki performa yang jauh lebih baik. Selain itu, FCleaner juga mempu melindungi kerahasiaan Internet History.
Silahkan Download

Sejarah Singkat Para Khulafaur Rasyidin

SEJARAH SINGKAT KHULAFAUR RASYIDIN

Khulafaur Rasyidin adalah para kholifah yang arif bijaksana. Mereka adalah keempat sahabat yang terpilih menjadi pemimpin kaum muslim setelah Nab Muhammad Rasulullah saw. wafat. Keempat kholifah tersebut ialah:
  1. Abu Bakar Ash-Shiddiq ra.;
  2. Umar bin Kaththab ra.;
  3. Utsman bin Affan ra.; dan
  4. Ali bin Abi Thalib ra.
Keempat kholifah itu selain berhasil melanjutkan perjuangan Rasulullah saw. menegakkan ajaran tauhid, juga sukses memperluas penyebaran dan mengharumkan nama Islam. Berikut ini kami uraikan sekelumit riwayat hidup dan jasa keempat kholifah tersebut.

A. Abu Bakar Ash-Shiddiq ra (11-13 H/632-634)

Nama aslinya adalah Abdul Ka’bah. Lalu Nabi Muhammad saw. mengganti namanya dengan Abdullah. Lengkapnya Abdullah bin Abi Quhafah at-Tamimi. Ia terlahir dari pasangan Usman (Abu Quhafah) bin Amir dan Ummu Khoir Salma binti Sakhr, yang berasal dari suku Taim, suku yang melahirkan tokoh-tokoh terhomat.

Sejak kecil ia terkenal sebagai anak yang baik. Perilakunya yang lemah-lembut, jujur, dan sabar, membuatnya disenangi masyarakat. Karena sifat-sifatnya yang mulia itulah sejak masa remajanya ia sudah bersahabat dengan Nabi Muhammad saw.
Ia dilahirkan dua tahun satu bulan setelah kelahiran Nabi Muhammad saw. kemudian terkenal dengan julukan Abu Bakar, sedangkan gelar Shiddiq diberikan oleh para sahabat, karena ia sangat membenarkan Rosulullah saw. dalam segala hal. Ialah yang menemani Nabi Muhammad saw. di gua Hira, dan yang pertama kali memeluk Islam dari kalangan orang tua terhormat. Tentang Abu Bakar ra., Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh orang yang paling dekat kepadaku persahabatan dan hartanya, ialah Abu Bakar. Andaikata aku boleh memilih ternan di antara umnatku, rnaka akan kupilih Abu Bakar. Tetapi kecintaan dan persaudaraan dalarn Islam cukup memadai. Tidak satu pun pintu dalarn rnasjid yang terbuka kecuali pintu Abu Bakar”. (HR. Bukhori) Sampai saat ini di masjid Madinah masih ada sebuah pintu yang disebut pintu Abu Bakar ra. Yakni pintu yang selalu beliau lalui semasa hidupnya jika masuk ke masjid melalui rumah beliau.

Todaklah mengherankan jika sewaktu Nabi saw sakit, ia dipercaya oleh para sahabat menjadi Imam sholat. Juga pantaslah apabila kaum muslimin kemudian memilihnya sebagai kholifah/pemimpin setelah Rosulullah saw. wafat.
Keagungan kepribadian Abu Bakar dapat disimak dari penggalan-penggalan pidatonya ketika dilantik menjadi kholifah, antara lain beliau katakan, “Saya bukan orang yang terbaik di antara kalian, tetapi saya akan memelihara amanah yang telah kalian serahkan kepada saya. Kalau saya mengikuti ajaran Allah SWT dan petunjuk Rasul-Nya, maka ikutilah saya. Sebaliknya jika saya menyimpang, luruskanlah (koreksilah) saya. Kebenaran adalah kejujuran, dan kebohongan adalah ketidakjujuran. Orang yang paling kuat dalam pandangan saya, adalah orang-orang yang lemah di antara kalian oleh sebab itu saya akan menjamin hak-hak mereka. Dan orang-orang yang paling lemah dalam pandangan saya, adalah orang-orang yang kuat di antara kalian, dan saya akan mengambil sebagian dari hak-hak mereka (zakatnya).”

Program pertama yang dicanangkan Abu Bakar setelah ia menjadi kholifah, adalah meredam pemberontakan, memerangi orang-orang yang membangkang tidak mau membayar zakat, orang-orang murtad yang saat itu terjadi di mana-mana dan menimbulkan kekacauan. Sepeninggal Muhammad Rosulullah saw., memang banyak umat Islam yang kembali memeluk agamanya semula. Mereka merasa berhak berbuat sekehendak hati. Bahkan lebih tragis lagi muncul orang-orang yang mengaku nabi, antara lain Musallamah Al-Kadzdzab, Tulaiha Al-Asadi, dan Al Aswad Al Ansi.

Untuk meluruskan akidah orang-orang murtad tersebut, Abu Bakar mengirim sebelas pasukan perang ke sebelas daerah tujuan, di antaranya pasukan Kholid b’ Walid ditugaskan menundukan Thulaiha Al Asadi, Pasukan Amer bin Ash ditugaskan di Qudho’ah, Suwaid bin Muqrim ditugaskan ke Yaman, dan Kholid bin Said ditugaskan Syam.
Program Abu Bakar selanjutnya, memproyekkan pengumpulan dan penulisan ayat-ayat Al Qur-an. Progran ini dicanangkan atas usulan Umar bin Khoththob sedangkan pelaksanaannya di percayakan kepada Zaid b’ Tsabit.

Pengumpulan dan penulisan ayat-ayat Al Qur-an itu dilakukan dengan pertimbangan:
  1. Banyak sahabat yang hafal Al Qur-an gugur dalsm perang penumpasan orang-orang murtad;
  2. Ayat-ayat Al Qur-an yang ditulis pada kulit-kulit kurma, batu-batu dan kayu-kayu sudah banyak yang rusak sehingga perlu dilakukan usaha penyelamatan;
  3. Penulisan ayat-ayat Al Qur-an dan membukukannya ini bertujuan agar dapat dijadikan pedoman bagi umat Islam sepanjang zaman.
Semasa pemerintahannya, Abu Bakar juga berhasil memperluas daerah dakwah Islamiyah, antara lain ke Irak yang ketika itu termasuk wilayah jajahan Kerajaan Persia, dan ke Syam yang di bawah jajahan Romawi.
Setelah memerintah selama dua tahun, Abu Bakar berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 23 Jumadil Akhir 13H dalam usia 63 tahun dan dimakamkan dekat makam Rasulullah saw. Beliau dikenal oleh para
sahabat sebagai kholifah yang sangat taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta berbudi luhur.

B. Umar bin Khatthab (13-23 H/634-644 M) 

Ia lebih muda tiga belas tahun dari Nabi Muhammad saw. Sejak kedl ia sudah terkenal cerdas dan pemberani. Tidak pernah takut menyatakan kebenaran di hadapan siapapun. Tidaklah mengherankan jika setelah Umar memeluk Islam, barisan kaum muslimin ditakuti oleh orang kafir Quraisy. Ia yang sebelum memeluk Islam paling berani menentang Islam, setelah memeluk Islam paling berani menghadapi musuh-musuh Islam. Kemudian terkenalah Umar sebagai “Singa Padang Pasir” yang sangat disegani.

Umar memiliki kepribadian yang sangat kuat, dan tegas memperjuangkan kebenaran. Oleh karena itu masyarakat menggelarinya Al Faruq, artinya yang dengan tegas membedakan yang benar dan yang salah. Sedemikian gigih Umar dalam menegakkan syari’at Islam, sehingga Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Sejak Islamnya Umar kami merasa mulia.” (H.R. Bukhori)

Mengenai kualitas keimanannya, diungkapkan dalam sebuah hadits. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, “Ketika sedang tidur, aku bermimpi melihat orang-orang yang memakai gamis. Ada yang gamisnya menutupi dada dan ada pula yang kurang dari itu. Lalu diperlihatkan kepadaku Umar bin Khoththob mengenakan gamis yang panjang sehingga ia berjalan dengan menyeretnya.” Seseorang bertanya, “Ya Rosulullah, apakah takwilnya?” Nabi saw. menerangkan, “Kualitas keimanannya.” (HR. Bukhori dan Muslim dari Abu Sa’id Al Khudri ra.)

Dalam pidato pelantikannya, Umar menyampaikan, antara lain: “Saya adalah seorang pengikut Sunnah Rasul, bukan seorang yang berbuat bid’ah. Ketahuilah, bahwa kalian berhak menuntut saya tentang tiga hal selain Kitab Allah dan Sunnah Nabi, yakni:
  1. Mengikuti apa yang telah dilakukan oleh orang sebelum saya dalam masalah yang telah kalian sepakati dan telah kalian tradisikan;
  2. Membuat kebiasaan baru yang baik bagi ahli kebajik dalam masalah yang belum kalian jadikan kebiasa dan
  3. Mencegah saya bertindak atas kalian kecuali dalam hal hal yang kalian sendiri penyebabnya.
Pada masa pemerintahan Khalifah Umar, wilayah Islam semakin meluas sampai ke Mesir, Irak, Syam, dan negeri-negeri Persia lainnya. Umarlah yang pertama kali membentuk badan kehakiman dan menyempurnakan pemerintahan. Juga meneruskan usaha Abu Bakar dalam membukukan Al Qur-an.
Kholifah Umar wafat pada usia 63 tahun setelah memerintah selama sepuluh tahun enam bulan. Ia wafat oleh tikaman pedang Abu Lu’lu’ah, seorang budak milik Al-Mughiroh bin Syu’bah saat sholat subuh. Ia diimakamkan di rumah ‘Aisyah, dekat makam Abu Bakar. Ia dikenang oleh umat Islam sebagai pahlawan yang sangat sederhana, sportif, dan menyayangi rakyat kecil. Kata katanya yang sangat terkenal, “Siapa yang melihat pada diriku membelok, maka hendaklah ia meluruskannya.”

Jasa-jasa Umar sewaktu menjadi Kholifah, antara lain :
  1. Penetapan tahun Hijriyah sebagai tahun resmi;
  2. Bea cukai sebagai pendapatan negara;
  3. Tunjangan sosial bagi orang-orang miskin di kalangan Yahudi dan Kristen;
  4. Pembangunan kota-kota dan saluran air untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya;
  5. Pemberian gaji bagi imam dan muazin;
  6. Penghapusan perbudakan;
  7. Pembangunan sekolah-sekolah;
  8. Kodifikasi Al-Quran;
  9. Tradisi sholat tarawih berjamaah;
C. Utsman bin Affan ra. (23-35 H/644-656 M)

Ia seorang saudagar kaya-raya, dan salah seorang penulis wahyu yang terkenal. Usianya lima tahun lebih muda dari Nabi Muhammad saw. Sejak muda Utsman dikenal sebagai seorang pendiam, dan memiliki budi pekerti yang terpuji. lalah yang membeli sumur Roumah untuk dijadikan sumur umum. Sedemikian banyak amal kebajikannya, sehingga masyarakat menggelarinya “Ghoniyyun Syakir” (orang kaya yang banyak bersyukur kepada Allah SWT)

Abdurrohman bin Samuroh ra. mengungkapkan, Utsman bin Affan datang menemui Rosulullah saw. dengan membawa uang sebanyak seribu dinar yang dibungkus pakaiannya. Kala itu beliau sedang mempersiapkan u’sroh (Pasukan dalam Perang Tabuk). Usai menerima sumbangan dari Ustman bin Affan ra. untuk jihad fisabilillah, Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada yang merugikan ibnu Affan atas apa yang dilakukannya setelah hari ini.” Beliau mengulangi ucapan tersebut beberapa kali. (HR. Ahmad, dan Tirmidzi)

Sekalipun kaya-raya, Utsman tidak pernah menjaga jarak dengan masyarakat kelas bawah, bahkan ia tidak segan-segann untuk turut serta berperang. Karena kebaikannya itulah, ia dinikahkan dengan putri Nabi bernama Ruqoyyah. Setelah Ruqoiyah meninggal dunia, ia dikawinkan dengan putri Nabi lagi bernama Ummu Kultsum. Oleh sebab itu masyarakat menggelarinya “Dzun Nurain” (yang mempunyai dua cahaya)

Langkah-langkah yang dilakukan oleh Khalifah Utsman ra., adalah mengganti gubernur-gubernur negara taklukan Islam yang ingin memisahkan diri setelah Umar wafat. Kemudian Ia memperbanyak naskah Al Qur-an yan sudah dibukukan menjadi tujuh eksemplar yang antara lain dikirim ke Syam, Yaman, Bahrain, Basroh, dan Kufah.
Utsman wafat pada usia 82 tahun, setelah memerintah selama 12 tahun. Ia menemui ajal saat membaca Al Quran oleh tikaman pedang Humron bin Sudan. Jasa Utsman terbesar adalah memelihara Al Qur-an sebagaimana yang tersebar sekarang ini.

D. Ali bin Abu Tholib ra. (35-40 H/656-661 M)
 
Ia adalah putra Abu Tholib, paman Nabi Muhammad saw. Sebagai sepupu yang usianya 32 tahun lebih muda, memungkinkan Ali diasuh langsung oleh Nabi Muhammad saw. Tidaklah megherankan jika dari golongan anak-anak yang pertama memeluk Islam adalah Ali. Pantaslah jika pengetahuan Ali tentang Islam sangat luas, dan sangat teguh memegang ajaran Islam.

Sejak masa pemerintahan Khalifah Ali inilah, Islam mulai mengalami kemunduran. Bermula dari banyaknya pihak yang menuntut dendam atas terbunuhnya Utsman bin Affan ra., terutama dari golongan Bani Umaiyyah dari kelompok ‘Aisyah ra., janda Nabi Muhammad saw. Suasana tersebut semakin memanas dengan adanya kebijaksanaan Khalifah Ali mengganti sebagian besar pejabat pemerintah yang telah diangkat oleh Utsman.
Setelah usaha menenangkan banyak golongan yang menuntut balas atas kematian Utsman dengan jalan damai tidak berhasil, maka ditempuhlah dengan peperangan. Pertama terjadilah Perang Waq’atul Jamali (penamaan tersebut karena ‘Aisyah bersama pasukannya mengendarai unta) atau peperangan unta. Kedua, Perang Shiffin atau peperangan unta antara pasukan Khalifah Ali dan pasukan ‘Aisyah. Perang saudara ini terjadi pada tahun 36 H/657 M, akibat hasutan Abdullah bin Saba. Perang ini dimenangkan oleh pasukan Ali. Setelah diberi penjelasan tentang duduk perkara yang sebenarnya, ‘Aisyah dikembalikan

Dampak Positif dan Negatif Akibat Perkembangan Internet

DAMPAK POSIRIF DAN NEGATIF AKIBAT PERKEMBANGAN INTERNET

Internet itu hanya sebuah medium penyampaian informasi, seperti siaran TV/Radio dan jaringan telepon, namun ia lebih canggih karena bisa menghantarkan informasi dalam berbagai bentuk (multimedia) dan tentu saja dua arah.
Internet bersifat netral, tergantung bagaimana penggunaannya.

Apabila digunakan dengan baik, bisa luar biasa bermanfaat, khususnya bagi generasi muda dalam bidang pendidikan, materi pelajaran bisa disampaikan dalam berbagai bentuk, gambar, animasi, film, suara dan konten2 interaktif. Murid bs lebih mudah belajar dan berkreasi. Ilmu pengetahuan dan informasi terbaru dpt disampaikan dlm waktu yg sangat singkat dari dan ke belahan bumi manapun. Generasi muda juga dapat berkomunitas dgn siapapun tanpa menghiraukan ruang dan waktu.

Berhubung Internet sangat versatil penggunaannya, dampak negatif juga sulit dihindari,
di bawah ini adalah dampak positif dan negatif dari internet, antara lain:


Dampak positifnya:
  1. Menambah wawasan baik luar maupun dalam negeri
  2. Menambah pengetahuan (ilmu komputer khususnya)
  3. Efisiensi waktu untuk bekerja
  4. Membantu dalam banyak hal
  5. Lahan info baik pendidikan, kebudayaan, dll
  6. Pertukaran info maupun data
  7. Membantu mencari tugas
  8. Efisiensi mencari data, daripada harus observasi
Dampak negatifnya:
  1. Kecanduan (bagi yang maniak game)
  2. Boros (internet ga murah)
  3. Merusak otak (porno site)
  4. Merusak mata (kan ngeliat komputer terus)
  5. Lupa waktu
  6. Carding
  7. Perjudian

Kalo sampe generasi muda banyak yang terjerumus ke hal2 negatif itu, bisa-bisa generasi penerusnya jadi kacau dan brutall tuh >< Ada10 program acara TV yang tidak mendidik dan dapat merusak mental anak-anak dalam keluarga yaitu: Cinta Bunga (SCTV), Dangdut Mania Dadakan 2 (TPI), Extravaganza (TransTV), Jelita (RCTI), Mask Rider Blade (ANTV), Mister Bego (ANTV), Namaku Mentari (RCTI), Rubiah (TPI), Si Entong (TPI), dan Super Seleb Show (Indosiar). Kita menilai program tayangan jenis sampah itu tidak mendidik merupakan dampak dari kebebasan media massa sejak tumbangnya rezim Soeharto 1998. Kita bersyukur saat ini sudah ada lembaga yang mengawasi media massa, seperti KPI. Tim KPI-lah yang menentukan satu tanyagan itu positif atau negatif, dan itu diperoleh dari hasil pantauan KPI selama periode 1 - 13 April. Kesimpulan KPI ke-10 acara TV tersebut paling banyak melanggar Standar Program Siaran KPI, antara lain melanggar norma kesopanan dan kesusilaan dengan banyak menampilkan kekerasan, menampilkan kata-kata kasar, merendahkan, dan melecehkan orang lain.

Pemantauan dilakukan oleh 11 orang analis dari KPI dan ditetapkan berdasarkan evaluasi tim panelis indenpenden yang diketuai oleh Prof Dr Arief Rahman, Wakil Ketua Dedy Nur Hidayat, Seto Mulyadi, Nina Armando, Bobby Guntarto dan Razaini Taher. KPI menganalisis tiga jenis program tayangan TV dengan pertimbangan pengaduan masyarakat yang paling banyak yaitu sinetron, variety show, dan acara anak. Kita cukup yakin dengan ketokohan tim panelis independen itu, namun tetap saja masih ada yang mengganjal pemirsa di rumah melihat tayangan berita liputan wartawan masing-masing televisi karena dinilai masih banyak yang tidak mengikuti kaidah reporting dan penaatan kode etik, misalnya memuat nama dan wajah tersangka meski belum tentu bersalah. Tentu saja kita dan masyarakat menyambut gembira terjadinya ’’euforia media’’ yang sebelumnya terbelenggu, tidak bebas, berubah menjadi bebas sehingga masyarakat menjadi punya banyak pilihan untuk membeli media massa cetak, menonton televisi, mengakses internet, mendengar radio dll.

Dalam perkembangannya kemudian terjadi persaingan sengit di antara media massa cetak maupun antar-stasiun televisi dan radio, Semuanya ingin berkembang, ingin meraih keuntungan besar sehingga segala macam cara dilakukan untuk bisa unggul mendapatkan pelanggan, pemirsa maupun pendengar. Hal itulah yang membuat masing-masing pemilik surat kabar, majalah, televisi, radio, web-site/internet berusaha menampilkan hal-hal yang baru agar bisa unggul dari saingannya.

Di media massa cetak, kini muncul dua kelompok besar. Kelompok pertama yang benar-benar positif, dan kelompok kedua yang benar-benar negatif. Kelompok pertama menguntungkan masyarakat (publik) karena isinya positif sesuai dengan UU Pers dan kode etik jurnalistik serta menjalankan fungsi pers sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, sosial kontrol, memajukan perekonomian dll. Bahkan, mereka bisa menjual murah produknya. Pada kelompok kedua terjadi sebaliknya, negatif karena hanya mengejar keuntungan sementara karena isinya melanggar UU Pers dan kode etik serta jauh dari ketentuan hukum dan norma-norma yang berlaku. Media yang tergabung dalam kelompok ini selalu menampilkan tulisan/berita sejenis propaganda, fitnah, kekerasan, dan pornografi. Kita mengajak masyarakat dan mengimbau semua pihak untuk peduli atas maraknya pemberitaan dan tayangan sampah di media massa saat ini. Tentu saja kita harus melawannya dengan cara: belilah media cetak positif, jauhi tontonan sampah di televisi. Soal tindak lanjutnya hukumnya diserahkan pada Organisasi Pers, KPI dll.

Negatif VS Positif

Di jaman seperti sekarang ini tentunya kita tidak bisa lepas dari peran media, mulai dari cetak, radio, tivi, dan internet semua. semua ini seakan sudah menjadi kebutuhan hidup bagi sebagian besar dari kita. karena dengan media tersebut kita bisa ngedapetin dan nyebarin berita dengan begitu cepat dan mudah. Kalo kita pikir-pikir tentunya banyak dampak positif yang luar biasa yang bisa kita dapat dari kemajuan media ini, namun ternyata enggak sedikit juga dampak negatif yang timbul karena media itu di pakai untuk keperluan yang salah.

Sebagai contoh yang simple adalah sinetron yang ditayangkan di tivi-tivi. Ketika sinetron mengangkat cerita cinta remaja, pernikahan dini, perceraian, perselingkuhan, maka dengan cepat “trend” semacam ini menjangkiti masyarakat kita. Banyak anak-anak SMU mendadak pengen segera menikah, banyak pasangan gampang banget kawin cerai, selingkuh dan lainnya. Contoh lainnya adalah internet yang sedang kita pakai ini bro dan sis. Menurut informasi yang saya dengar, ada ratusan bahkan ribuan situs porno yang online setiap harinya. Kalau tidak sangking banyaknya konsumen yang mengakses tidak mungkin sebesar itu situs-situs itu bermunculan tiap harinya. Ia enggak bro dan sis? Ini berarti makin banyak aja orang-orang yang sakit secara pikiran setiap harinya. Aduh… aduh… aduh.

Bro dan sis sudah seharusnya kita yang memiliki pikiran yang positif memerangi ini semua. seorang yang sakit harus kita sembuhkan dengan obat. Media-media negatif ini adalah penyakit yang harus kita lawan dan kita yang memiliki pikiran-pikiran positif inilah obat-obat media negatif itu. dengan menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan positif inilah cara untuk mengalahkan penyakit-penyakit media itu. bro dan sis pakailah berbagai media untuk menyebarkan kebenaran, menabur benih kebaikan, bahkan menyelamatkan orang-orang dari belenggu dosa. Pakailah berbagai media untuk menyampaikan pesan-pesan positif. Kita bisa mulai dari majalah dinding sekolah atau kampus, dari kantor, dari blog, friendster ato media apapun yang kita miliki. Hidup media positif…. ~Yobel~

Abnormalitas Seksual

ABNORMALITAS SEKSUAL 

A. Abnormalitas Seks dari Segi Dorongan

1. Prostitusi ( Pelacuran )
Pelacuran merupakan bentuk penyimpangan seksual atau dorongan seks yang tidak wajar dan dorongan seks yang tidak terintegrasi dalam kepribadian, sehingga relasi seks itu sifatnya impersonal tanpa afeksi dan emosi (kasih sayang), berlangsung cepat, tanpa mendapatkan kepuasan dipihak wanita.

Seks dijadikan “bahan perdagangan” sehingga terjadi komersialisasi seks. Berupa penukaran kenikmatan seksual dengan materi dan uang. Ada pelampiasan nafsu seks secara bebas liar dalam relasi seks dengan banyak orang.

Pelacur wanita disebut sebagai prostitute, pelacur, W.T.S atau wanita tuna susila. Sedangkan pelacur laki-laki disebut sebagai gigolo atau P.T.S (Pria Tuna Susila).

Beberapa sebab mengapa kaum laki-laki banyak melakukan relasi seks dengan pelacur, antara lain;
Mencari variasi dalam relasi seks.
  • Iseng. 
  • Malu melakukan relasi heteroseksual dengan wanita biasa. 
  • Istilah tengah hamil atau bersain. 
  • Jauh dari istri karena melakukan tugas. 
  • Menyalurkan kebutuhan seksual dll.
    Motif yang mendorong banyak wanita untuk memilih pelacuran sebagai mata pencaharian, antara lain;
    • Adanya nafsu seks yang abnormal.
    • Aspirasi materi tinggi dibarengi dengan usaha mencari kekayaan dengan cara yang mudah.
    • Memberontak terhadap otoritas orang tua.
    • Ada disorganisasi kehidupan keluarga atau “broken home”.
    • Penundaan perkawinan jauh sesudah kematangan biologis.
    • Bermotifkan standar hidup.
    • Banyak gadis-gadis pecandu ganja, obat bius, dan minuman keras dan terpaksa menjual diri.
      2. Promiscuity (Hubungan Seks Yang Campur Aduk)

      Promiscuity ialah hubungan seks secara bebas dan awut-awutan dengan siapapun juga dengan banyak orang,terang-terangan dan tanpa malu-malu sebab didorong oleh nafsu seks yang tidak wajar. Wanita yang melakukan perbuatan promiscuous disebut “amatrice” sedangkan laki-lakinya disebut “amateur”.

      3. Pezinahan (Adultery)

      Perjinahan merupakan relasi seksual antara laki-laki yang sudah kawin dengan wanita yang bukan partner legal.

      4. Seduksi dan Perkosaan (Seduire : Membujuk, Menggoda)

      Seduksi merupakan bujukan dan godaan untuk mengajak partnernya bersetubuh, yang sebenarnya melanggar norma susila atau melanggar hukum. Biasanya pihak wanita mendapatkan janji-janji indah akan dikawini dan ditanggung nasibnya.

      Perkosaan (rape) ialah perbuatan cabul, melakukan persetubuhan dengan kekerasan dan paksaan. Perkosaan selalu didorong oleh nafsu-nafsu seks yang sangat kuat atau abnormal, dibarengi emosi-emosi yang tidak dewasa biasanya dimuati unsure-unsur kekejaman dan sifat sadis

      5. Friginitas (Ketiadaan Nafsu Birahi, Ketidakacuhan Seksual)

      Frigiditas ialah ketidak mampuan wanita mengalami hasrat-hasrat seksual atau mengalami orgasme selama bersenggama.

      Sebab-sebab Friginitas yaitu;
      • Secara organis : kelainan pada rahim dan vagina. 
      • Relasi sosial yang tidak mapan : takut pada laki-laki sehingga tidak bias afeksi dengan seorang pria. 
      • Sebab psikologis : misalnya ada rasa bersalah, cemas dan takut yang kronis kekecewaan yang sangat besar terhadap suami atau partnernya.
      Terapi penyembuhannya, antara lain;
      • Menghilangkan penyebab-penyebab yang sifatnya psikologis.
      • Sehingga wanita tersebut mampu menjalin relasi sosial yang wajar dan bisa menjalin relasi cinta kasih yang sehat dengan suaminya.
      • Sebelum melakukan coltus yang sebenarnya, sebaiknya dilakukan dengan permainan dengan melakukan rasa kemesraan dalam jangka waktu yang cukup lama.
          6. Impotensi

          Impotensi ialah ketidak mampuan pria melakukan relasi seks.

          Ada 3 (tiga) macam Impotensi, yaitu;
          • Impotensi Organis.
          • Impotensi Fungsional.
          • Impotensi yang Psikogen.

          Terapi penyembuhannya, antara lain;
          • Hendaklah dijelaskan, bahwa apabila dipagi hari pada pria yang bersangkutan masih berlangsung afeksi dari zakarnya maka berarti bahwa dia masih mempunyai potensi. 
          • Jika bersifat fisik yaitu dengan memberikan obat atau pil, suntikan hormon-hormon, pembedahan kecil dan istirahat cukup. 
          • Jika bersifat psikogen maka pasien harus mendapatkan psikoterapi yang cukup lama dan intensif untuk menghilangkan sumber penyebab dan menumbuhkan kembali kepercayaan diri.
               Jadi impotensi dapat diperbaiki dengan jalan relearning posisi coltus yaitu caranya wanita diatas pria.
              7. Ejakulasi Premature (Premature Ejaculation)

              Ejaculation/penyemburan pelepasan air mani pada saat orgasme. Ejakulasi premature adalah peristiwa terlampau cepat mengeluarkan sperma pada saat intromissi dan pihak pria tidak mampu menahan dorongan ejakulasi didalam vagina selama beberapa detik. Pada umumnya ejakulasi premature ini disebabkan oleh rasa tidak aman dan rasa kurang kepercayaan diri.

              8. Copulatory Impotency dan Psychogenic Aspermia

              Copulatory impotency atau impotensi kaitan adalah kemampuan pria untuk mengadakan ereksi atau tegang zakar akan tetapi sesudah zakar memasuki vagina tiba-tiba zakar menjadi lemas.

              Sebab utamanya yaitu;
              • Kecemasan yang akut dan ada rasa-rasa berdosa yang tidak disadari atau secara tidak sadar pria itu tidak mau memberikan kepuasan kepada istrinya disebabkan merasa amat jengkel, benci, kecewa atau ingin membalas dendam kepada istrinya. 
              • Psychogenic aspermia ialah peristiwa tidak keluarnya seperma, disebabkan oleh terjadinya non-sekresi atau tidak mampu mengeluarkan benih.
                9. Nimfomania

                Nimfomania ialah gejalah seksualitas pada wanita yang memiliki nafsu seksual kegila-gilaan dan dorongan seks yang luar biasa yang ingin melampiaskan nafsu seksnya berulangkali tanpa terkendali.

                Sebab Nymfomania:
                • Kekurangan kasih sayang dan kehangatan emosional pada masa kanak-kanak sebagai gadis/wanita tersebut selalu merasa lapar cinta dan lapar seks. 
                • Ada perasaan “seksual lag behind” 
                • Selalu diliputi oleh ketegangan-ketegangan emosional yang igin disalurkan dalam bentuk relasi seks tanpa terkendali. 
                • Timbul keinginan-keinginan rasional untuk dipuja-puja dan dicintai oleh banyak pria. 
                • Sebagai kompensasi pembalasan dendam terhadap ayah sendiri yang dibencinya, atau terhadap pria bekas kekasihnya yang tidak setia.
                  10. Satyriasis

                  Satyriasis ialah keinginan seks yang tidak kunjung puas dan luar biasa besarnya pada seorang pria. Disebut pula sebagai hiperseksualitas pada pria.

                  11. Vaginismus

                  Vaginismus adalah kejang urat yang sangat menyakitkan pada vagina.

                  Macam Vaginismus;
                  • Vaginismus reflektif primer (terjadi pada saat senggama pertama kali). 
                  • Vaginismus reflektif sekunder. 
                  • Vaginismus psikogen primer. 
                  • Vaginismus psikogen sekunder.
                  Terapi penyembuhannya, antara lain;
                  • Memberikan penerangan sebab-sebab terjadinya dan memberikan bimbingan. 
                  • Wanita yang bersangkutan disuruh “mengeden”. 
                  • Disuruh mengeluarkan flatus atau udara di perut. 
                  • Menggunakan dilatator.
                      12. Dysparevnia

                      Dysparevnai ialah sulit sekali melakukan senggama atau merasa sakit pada waktu melakukan persenggamahan.

                      13. Anorgasme (Puncak Sahwat Pada Waktu Persenggamahan)

                      Anorgasme berasal dari kata orgao. Anorgasme adalah kondisi kegagalan mencapai klimaks selama bersenggama.

                      14. Kesukaran Coltus Pertama

                      Kesukaran ini timbul karena kurangnya pengetahuan atau pengalaman kedua belah pihak pada waktu pertama. Misalnya karena pihak wanita mengalami ketakutan yang hebat dan lain-lain.

                      B. Abnormalitas Seks dari Segi Partner

                      1. Homoseksual

                      Homoseksual ialah relasi seks dengan jenis kelamin yang sama atau rasa tertarik dan mencintai jenis seks yang sama.

                      Ekspresi Homoseksual yaitu;
                      • Aktif, bertindak sebagai pria yang agresif. 
                      • Pasif, bertingkah laku seperti wanita. 
                      • Bergantian peranan : kadang-kadang memerankan sebagai wanita, kadang-kadang jadi laki-laki.

                      Sebab-sebab Homoseksual;
                      • Faktor hereditas berupa ketidak seimbangan homoseks. 
                      • Pengaruh lingkungan yang tidak baik. 
                      • Seseorang selalu mencari kepuasan relasi homoseksual. 
                      • Anak laki-laki pernah mengalami traumatis pada ibunya.
                      Homoseksual pada pria bisa berlangsung dengan jalan memanipulasikan alat kelamin partnernya dengan;
                      • Oral erotism (oral : saegala sesuatu yang berhubungan dengan mulut). 
                      • Anal erotism (anal : sesuatu yang berhubungan dengan anus).
                            2. Lesbian (dari kata lesbos : pulau ditengah lautan Egeis yang pada zaman kuno dihuni oleh para wanita)
                            Lesbian ialah relasi seks dengan jenis kelamin yang sama atau tertarik jenis seks yang sama antara wanita dengan wanita.
                            3. Bestiality (Bestialis, Bestia : Binatang-binatang Liar)

                            Bestiality (bestialitas) adalah relasi seksual dan kepuasan seksual dengan jalan melakukan persetubuhan dengan binatang.
                            4. Zoofilia (Zoon : Binatang, Phileo : Mencintai)

                            Zoofilia adalah bentuk cinta yang sangat mesra dan abnormal terhadap binatang. Rasa tertarik yang sangat luar biasa kepada binatang.
                            5. Nekrofilia, Necrofilia, Necrofilism (Nekos : Mayat, Necro : Segala Sesuatu Yang Berkaitan Dengan Mayat)

                            Nekrofilia ialah fenomena hubungan seks dan menikmati orgasme dengan mayat. Rasa tertarik secara seksual pada mayat. Seseorang nekrofilia bisa membunuh seorang lain untuk dijadikan mayat, guna dipakai sebagai partner bercoltus untuk kemudian merusaknya. Bahkan kadang-kadang beberapa bagian dari tubuh mayat tersebut dimakannya (kanibalisme).

                            6. Pornografi dan Dukana / Obscenity (Obscenity : lacur, tidak senonoh, cabul jorok)

                            Pornografi adalah bacaan yang berisikan gambar-gambar dan tulisan yang asusila yang khusus dibuat untuk merangsang nafsu seks. Sedangkan dukana atau obscenity merupakan pla tingkah laku, gerak-gerik, perkataan-perkataan dan ekspresi lainnyayang berlangsung secara terang-terangan, tidak sopan, jorok dan menjijikan.

                            7. Pedofilia (Pals, Paidos : Arak : Phileo–philos : mencintai)

                            Pedofilia ialah gejala rasa tertarik dan mendapatkan kepuasan seksual pada orang dewasa dengan melakukan persetubuhan dengan anak-anak kecil. Praktek pedofili biasanya dilakukan oleh laki-laki yang mempunyai kelainan atau penyimpangan mental.

                            8. Fetishisme

                            Fetishisme ialah gejala abnormalitas seks dengan dorongan seks yang diarahkan pada suatu bendayang dianggap sebagai kekasih.

                            Fetishisme (j.p chaplin 1981) Yaitu kondisi patologis dalam mana kegairahan seksual dan pemuasnya dilakukan dengan memegang atau meraba-raba objek-objek atau bagian-bagian tubuh yang non-seksual dari seorang partner lawan jenis kelamin.

                            9. Frottage (Frotase : Frotter, bahasa Prancis : menggesek-gesek, mengurut-urut, memijit-mijit, meraba-raba)

                            Defenisi;
                            • Frottage ialah perbuatan kelamin yang tidak wajar dalam mana orgasme diperoleh dengan cara menggosok-gosokan dan meremas-remas pakaian dalam seorang anggota lawan jenis kelamin. 
                            • Frottage ialah fenomena seseorang mendapatkan kepuasan seks dengan meraba-raba orang lain yang disenangi : biasanya tanpa sepengetahuan orang yang bersangkutan. 
                            • Frottage ialah seseorang yang mencapai orgasme dengan cara menggosok-gosokan diri pada pakaian lawan jenis ditengah kerumunan banyak orang (j.p chaplin 1981).
                              10. Geronto Seksualitas (Geroon, Gerontos : Tua Renta)
                              Geronto Seksualitas yaitu gejala orang muda yang lebih senang melakukan hubungan seks dengan wanita tua atau berusia lanjut.

                              11. Incest (Incestum In : tidak non-castus : suci, bersih. Incest : penodaan darah)
                              Defenisi;
                              • Incest (zinah dengan saudara) (j.p chaplin 1981) ialah relasi-relasi seksual diantara orang-orang yang berbeda jenis kelaminnya yang berkaitan darah dekat sekali lewat ikatan darah. 
                              • Incest ialah hubungan seks diantara pria dan wanita didalam atau diluar ikatan perkawinan, dimana mereka terkait hubungan kekerabatan atau keturunan yang dekat sekali.
                                12. Saliromania

                                Saliromania adalah perilaku pria yang mendapatkan kepuasan seks dengan cara mengotori atau menodai badan dan pakaian wanita atau pengganti dan representan dikaum wanita.

                                13. Tukar Istri atau Wifeswapping (Swap, Swop : bertukar, berganti)

                                Praktek tukar kunci atau tukar istri (wifeswapping) ini biasa dilakukan oleh para anggota satu sleutelclub (klub kunci) kunci dari semua kamar itu diundi diantara para anggota club tersebut. Lalu masing-masing orang melakukan relasi seks dengan wanita penghuni kamar dengan kunci yang diperoleh itu.

                                Sebab-sebab praktek wifeswappping yaitu;
                                • Kebosanan dalam perkawinan. 
                                • Ingin mendapatkan petualangan pengalaman seksual dengan macam-macam pria atau wanita. 
                                • Ketidak serasian keperibadian.
                                  14. Misofilia, Koprofilia dan Urofilia

                                  Berasal dari kata (miseo : kotoran, kopron : benda buang tahi, ouron : air kencing kemih). Kelainan ini adalah fenomena dimana seseorang suka melakukan coltus di barengi dengan kesenagan pada kotoran-kotoran (hal-hal yang najis).

                                  Sebabnya yaitu sejak kecil sudah mengembangkan pola / asosiasi yang salah diantara seksualitas dengan dosa-dosa dan kekotoran. Sehingga pola kopulasi / kaitan antara coltus dan hal-hal yang najis itu menjdi tingkah laku yang menetap.

                                  Generalisasi

                                   GENERALISASI

                                  A. Pengertian Generalisasi

                                  Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki. Dengan begitu hukum yang disimpulkan dari fenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Oleh karna itu hukum yang dihasilkan oleh penalaran ini, juga semua bentuk penalaran yang induktif tidak sampai kepada kebenaran pasti, tetapi kebenaran kepada kemungkinan besar (probability). Pada penalaran deduksi, kesimpulan yang kita dapatkan bila premisnya kita yakini kebenarannya, dengan prosedur yang valid akan dihasilkan kesimpulan yang pasti. Jika kita mengakui bahwa setiap orang jepang rajin dan Hanoko adalah orang jepang, maka kesimpulan yang dihasilkan yaitu; Hanoko adalah rajin dalah benar pasti.

                                  Sedangkan pada penalaran serupa;
                                  • Pedagang Pasar Johar ….. Jujur 
                                  • Pedagang Pasar Johar ….. Jujur 
                                  • Pedagang Pasar Johar ….. Jujur 
                                  • Pedagang Pasar Johar ….. Jujur 
                                  • Pedagang Pasar Johar ….. Jujur 
                                  • Pedagang Pasar Johar…..Jujur
                                  • Semua Pedagang Pasar Johar Jujur; hanya mempunyai kebenaran probabilitas.

                                    B. Macam-macam Generalisasi

                                    Berdasarkan kuantitas fenomena yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu Generalisasi sempurna dan Generalisasi sebagian atau Generalisasi tidak sempurna.
                                    1. Generalisasi semprna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Misalnya setelah kita memperhatikan jumlah hari pada setiap bulan tahun Masehi kemudian disimpulkan bahwa: Semua bulan masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari yang kita selidiki pada setiap bulan kita selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan. Generalisasi macam ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tentu saja tidak praktis dan tidak ekonomis. 
                                    2. Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Misalnya kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong royong, maka penyimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna.
                                      C. Pengujian Atas Generalisasi

                                      Untuk menguji apakah generalisasi yang diujikan cukup kuat untuk dipercaya dapat kita gunakan evaluasi sebagai berikut;
                                      1. Apakah sample yang digunakan secara kuantitatif cukup mewakili. Memang tidak ada ukuran yang pasti berapa jumlah fenomena individual yang diperlukan untuk dapat menghasilkan kesimpulan yang terpercaya. Untuk menentukan jenis darah seseorang cukup dengan satu titik darinya. Untuk menentukan kadar kejernihan air sungai cukup dengan satu gelas atau lebih sedikit dari itu. Untuk merumuskan semua benda padat memuai bila dipanaskan cukup dengan tiga atau empat fenomena. Sebaliknya untuk menentukan faktor dominan apakah yang menjadi sebab kejahatan tidak cukup mendasarkan kepada seseorang saja, demikian juga untuk menentukan watak umum suku jawa. Semakin banyak jumlah fenomena yang digunakan semakin kuat kesimpulan yang dihasilkan, meskipun kita tidak boleh menyatakan bahwa dua kali jumlah fenomena individual akan menghasilkan dua kali kadar keterpercayaan.  
                                      2. Apakah sampel yang digunakan berfariasi. Untuk menentukan kadar minat dan kesadaran berkoperasi sebagai system ekonomi yang diharapkan bagi bangsa Indonesia , harus diteliti dari berbagai suku bangsa, berbagai lapisan penghidupan, berbagai pendidikan dan berbagai usia. Semakin banyak fariasi sampel, semakin kuat kesimpulan yang dihasilkan. 
                                      3. Apakah dalam generalisasi itu diperhitungkan hal-hal yang menyimpang dengan fenomena umum atau tidak. Kekecualian-kekecualian harus diperhitungkan juga, terutama jika kekecualian itu cukup besar jumlahnya. Dalam hal kekecualian yang cukup besar tidak mungkin digunakan generalisasi. Bila kekecualian sedikit jumlahnya harus dirumuskan hati-hati; kata-kata seperti semua, setiap, selalu, tidak pernah, selamanya dan sebagainya harus dihindari. Pemakaian kata hampir seluruhnya, sebagian besar, kebanyakan harus dipertimbangkan berdasarkan atas pertimbangan rasional yang cermat. Semakin cermat faktor-faktor pengecualian yang dipertimbangkan, semakin kuat kesimpulan yang dipertimbangkan. 
                                      4. Apakah kesimpulan yang dirumuskan konsisten dengan fenomena individual. Kesimpulan yang dirumuskan haruslah merupakan konsekuen logis dari fenomena yang dikumpulkan, tidak boleh memberikan tafsiran menyimpang dari data yang ada. Misalnya penyelidikan tentang faktor utama penyebab rendahnya prestasi akademik mahasiswa IAIN. Apabila data dari setiap individu dari sampel yang diselidiki ditemukan faktor-faktor lemahnya penguasaan bahasa asing. Miskin literaturini tidak merupakan konsekwensi logis dari fenomena yang dikumpulkan. Kesimpulan ini lemah karena meninggalkan dua faktor analogi, yakni; kurang berdiskusi dan banyaknya jenis mata kuliah. Kesimpulan akan lebih lemah lagi bila hanya menyebut karena lemahnya penguasaan bahasa asing. Semakin banyak faktor-faktor analogi yang ditinggalkan semakin lemah kesimpulan yang dihasilkan.
                                        D. Generalisasi Yang Salah

                                        Kita telah mengetahui bahwa tingkat kepercayaan suatu generalisasi tergantung bagaimana tingkat terpenuhinya jawaban atas evaluasi sebagaimana tersebut di atas. Semakin terpenuhinya syarat-syarat tersebut semakin tinggi tingkat keterpercayaan generalisasi dan begitu pula sebaliknya.

                                        Bagaimanapun juga ada kecendrungan umum untuk membuat generalisasi berdasarkan fenomena yang sangat sedikit sehingga tidak mencukupi syarat untuk dibuat generalisasi. Dalam kehidupan sehari-hari kekeliruan seperti ini sering sekali terjadi. Kita mendengar ungkapan seperti: Dia adalah mahasiswa kenapa memecahkan masalah seringan itu tidak bias; kalau begitu dia adalah bodoh; Dia memng tidak suka membayar utang terbukti uangku tidak pernah dikembalikannya. Sering benar orang menyimpulkan keadaan cuaca dari suatu tempat hanya semata-mata berdasarkan apa yang dialaminya seketika itu;seperti: Desa ini adalah daerah basah; Desa ini adalah daerah kering; dan sebagainya. Juga sering kita dengar orang membuat generalisasi atas suatu desa sebagai desa yang tidak ramah atau desa yang ramah, semat-mata berdasarkan sifat dua atau tiga orang yang ditemuinya. Ketika kita sekali bepergian dengan salah satu bis dari perusahaan X dan dilayani tidak menyenangkan kita hanyut pada generalisasi yang salah kerena tidak kemudian menyatakan bahwa pelayanan perusahaan bis X tidak bagus.

                                        Juga tidak jarang kita mendengar pernyataan yang ceroboh seperti: Musim panas yang basah selalu diikuti oleh musim panas yang kering; (berdasarkan dua atau satu musim panas yang diketahuainya). Anak tertua selalu mempunyai kecerdasan yang lebih baik dari anak yang termuda; atau anak terrmuda selalu lebih rendah intelegensinya dari pada anak tertua; Orang yang berambut merah mempunyai tempramen tinggi dan sebagainya.

                                        Tidak jarang dikalangan orang-orang terdidik sering tercetus kepermasalahan yang bersifat generalisasi yang salah seperti: Peredaran uang, sekali mengalami inflasi tidak akan bias dikendalikan; Setiap peradapan tumbuh melalui fase sirkuler ; tumbuh, berkembang, matang, menurun dan akhirnya hancur; Sejarah selalu mengulangi dirinya; Pemerintah demokrasi adalah jelek; Orang kaya bisa sukses karena ia kikir dan sebagainya.

                                        E. Generalisasi Empirik Dan Generalisasi Dengan Penjelasan

                                        Sebagai mana telah disebut bahwa generalisasi (sudah barang tentu generalisasinya tidak sempurna) tidak pernah mencapai tingkat keterpecayaan mutlak namun kesimpulan yang dihasilkannya menjadi terpercaya manakala memenuhi empat syarat yang telah kita ketahui. Apabila generalisasi ini kemudian disertai dengan penjelasan mengapanya maka kebenaran yang dihasilkan akan lebih kuat lagi. Generalisasi yang tidak disertai dengan penjelasan mengapanya atau generalisasi yang berdasarkan fenomenanya semata-mata disebut generalisasi empirik.

                                        Kebanyakan generalisasi pada kehidupan kita adalah generalisasi empirik, yang berjalan bertahun-tahun dan bahkan berbad-abad sampai akhirnya dapat diterangkan. Telah diketahui berdasarkan generalisasi bahwa tanah yang ditanami secara bergantian dengan jenis lain secara teratur akan menghasilkan panen yang lebih baik disbanding jika ditanami dengan tanaman yang selalu sejenis. Ini telah diketahui sudah sejak berabad-abad tetapi sudah sedemikian jauh masih merupakan generalisasi empirik.

                                        Dengan kata lain bahwa pak tani mengetahui dan ia dapat mengambil manfaat bahwa menanam dengan bergantian jenis akan menghasilkan panen yang lebih baik, tetapi ia tidak mengetahui mengapa demikian. Setelah bertahun-tahun manusia mendasarkan tindakannya atas pengetahuan yang semata-mata empirik kemudian menemukan rahasianya bahwa pergantian jenis tanaman akan menghasilkan kesuburan bagi tanah inilah yang menyebabkan pemanenan lebih baik.

                                        F. Generalisasi Ilmiah

                                        Generalisasi ilmiah tidak berbeda dengan generalisasi biasa, baik dalam bentuk maupun permasalahanya. Perbedaan utama terletak pada metodenya, kualitas data serta ketepatan dalam perumusannya. Generalisasi dikatakan sebagai penyimpulan karena apa yang ditemui dalam observasi sebagai sesuatu yang benar, maka akan benar pula sesuatu yang tidak akan diobservasi, pada masalah yang sejenis; atau apa yang akan terjadi pada sejumlah kesempatan yang lain bila kondisinya yang sama terjadi.

                                        Tanda-tanda penting dari generalisasi ilmiah adalah
                                        1. Datanya dikumpulkan dengan observasi yang cermat, dilaksanakan oleh tenaga terdidik serta mengenal baik permasalahannya. Pencatatan observasi harus dilakukan dengan tepat, menyeluruh dan teliti; Pengamatan dan hasilnya dibuka kemungkinan adanya cek oleh peneliti terdidik lainya. 
                                        2. Adanya penggunaan instrument untuk mengukur serta mendapatkan ketepatan serta menghindari kekeliruan sejauh mungkin.
                                        3. Adanya pengujian, perbandingan serta klasifikasi fakta. 
                                        4. Pernyataan generalisasi jelas, sederhana menyeluruh dinyatakan dengan term yang padat dan matematik. 
                                        5. Observasi atas fakta-fakta expremetal hasilnya dirumuskan dengan memperhatikan kondisi yang bervariasi misalnya waktu tempat dan keadaan khusus lainnya. 
                                        6. Dipublikasikan untuk memingkinkan adanya pengujian kembali, kritik dan pengetesan atas generalisasi yang dibuat.
                                          Ciri tersebut diatas tidak saja berlaku bagi generalisasi ilmiah, tetapi juga pada interprestasi ilmiah atas fakta-fakta. Biasanya kita tidak dapat melakukan pengetesan atas generalisasi ilmiah tersebut. Kita hanya mengikuti bagaimana penilaian para ahli yang mempunyai otoritas pada bidang permasalahannya.

                                          Sejarah Singkat Imam Al Ghazali

                                           SEJARAH SINGKAT IMAM AL-GHAZALI

                                          Imam Al Ghazali, sebuah nama yang tidak asing di telinga kaum muslimin. Tokoh terkemuka dalam kancah filsafat dan tasawuf. Memiliki pengaruh dan pemikiran yang telah menyebar ke seantero dunia Islam. Ironisnya sejarah dan perjalanan hidupnya masih terasa asing. Kebanyakan kaum muslimin belum mengerti. Berikut adalah sebagian sisi kehidupannya. Sehingga setiap kaum muslimin yang mengikutinya, hendaknya mengambil hikmah dari sejarah hidup beliau.

                                          A. Nama,  Nasab dan Kelahiran Beliau

                                          Beliau bernama Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ath Thusi, Abu Hamid Al Ghazali (Lihat Adz Dzahabi, Siyar A’lam Nubala’ 19/323 dan As Subki, Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/191). Para ulama nasab berselisih dalam penyandaran nama Imam Al Ghazali. Sebagian mengatakan, bahwa penyandaran nama beliau kepada daerah Ghazalah di Thusi, tempat kelahiran beliau. Ini dikuatkan oleh Al Fayumi dalam Al Mishbah Al Munir. Penisbatan pendapat ini kepada salah seorang keturunan Al Ghazali. Yaitu Majdudin Muhammad bin Muhammad bin Muhyiddin Muhamad bin Abi Thahir Syarwan Syah bin Abul Fadhl bin Ubaidillah anaknya Situ Al Mana bintu Abu Hamid Al Ghazali yang mengatakan, bahwa telah salah orang yang menyandarkan nama kakek kami tersebut dengan ditasydid (Al Ghazzali).


                                          Sebagian lagi mengatakan penyandaran nama beliau kepada pencaharian dan keahlian keluarganya yaitu menenun. Sehingga nisbatnya ditasydid (Al Ghazzali). Demikian pendapat Ibnul Atsir. Dan dinyatakan Imam Nawawi, “Tasydid dalam Al Ghazzali adalah yang benar.” Bahkan Ibnu Assam’ani mengingkari penyandaran nama yang pertama dan berkata, “Saya telah bertanya kepada penduduk Thusi tentang daerah Al Ghazalah, dan mereka mengingkari keberadaannya.” Ada yang berpendapat Al Ghazali adalah penyandaran nama kepada Ghazalah anak perempuan Ka’ab Al Akhbar, ini pendapat Al Khafaji.

                                          Yang dijadikan sandaran para ahli nasab mutaakhirin adalah pendapat Ibnul Atsir dengan tasydid. Yaitu penyandaran nama kepada pekerjaan dan keahlian bapak dan kakeknya (Diringkas dari penjelasan pentahqiq kitab Thabaqat Asy Syafi’iyah dalam catatan kakinya 6/192-192). Dilahirkan di kota Thusi tahun 450 H dan memiliki seorang saudara yang bernama Ahmad (Lihat Adz Dzahabi, Siyar A’lam Nubala’ 19/326 dan As Subki, Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/193 dan 194).

                                          B. Kehidupan dan Perjalanannya Menuntut Ilmu

                                          Ayah beliau adalah seorang pengrajin kain shuf (yang dibuat dari kulit domba) dan menjualnya di kota Thusi. Menjelang wafat dia mewasiatkan pemeliharaan kedua anaknya kepada temannya dari kalangan orang yang baik. Dia berpesan, “Sungguh saya menyesal tidak belajar khat (tulis menulis Arab) dan saya ingin memperbaiki apa yang telah saya alami pada kedua anak saya ini. Maka saya mohon engkau mengajarinya, dan harta yang saya tinggalkan boleh dihabiskan untuk keduanya.”

                                          Setelah meninggal, maka temannya tersebut mengajari keduanya ilmu, hingga habislah harta peninggalan yang sedikit tersebut. Kemudian dia meminta maaf tidak dapat melanjutkan wasiat orang tuanya dengan harta benda yang dimilikinya. Dia berkata, “Ketahuilah oleh kalian berdua, saya telah membelanjakan untuk kalian dari harta kalian. Saya seorang fakir dan miskin yang tidak memiliki harta. Saya menganjurkan kalian berdua untuk masuk ke madrasah seolah-olah sebagai penuntut ilmu. Sehingga memperoleh makanan yang dapat membantu kalian berdua.”

                                          Lalu keduanya melaksanakan anjuran tersebut. Inilah yang menjadi sebab kebahagiaan dan ketinggian mereka. Demikianlah diceritakan oleh Al Ghazali, hingga beliau berkata, “Kami menuntut ilmu bukan karena Allah ta’ala , akan tetapi ilmu enggan kecuali hanya karena Allah ta’ala.” (Dinukil dari Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/193-194).

                                          Beliau pun bercerita, bahwa ayahnya seorang fakir yang shalih. Tidak memakan kecuali hasil pekerjaannya dari kerajinan membuat pakaian kulit. Beliau berkeliling mengujungi ahli fikih dan bermajelis dengan mereka, serta memberikan nafkah semampunya. Apabila mendengar perkataan mereka (ahli fikih), beliau menangis dan berdoa memohon diberi anak yang faqih. Apabila hadir di majelis ceramah nasihat, beliau menangis dan memohon kepada Allah ta’ala untuk diberikan anak yang ahli dalam ceramah nasihat.

                                          Kiranya Allah mengabulkan kedua doa beliau tersebut. Imam Al Ghazali menjadi seorang yang faqih dan saudaranya (Ahmad) menjadi seorang yang ahli dalam memberi ceramah nasihat (Dinukil dari Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/194).

                                          Imam Al Ghazali memulai belajar di kala masih kecil. Mempelajari fikih dari Syaikh Ahmad bin Muhammad Ar Radzakani di kota Thusi. Kemudian berangkat ke Jurjan untuk mengambil ilmu dari Imam Abu Nashr Al Isma’ili dan menulis buku At Ta’liqat. Kemudian pulang ke Thusi (Lihat kisah selengkapnya dalam Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/195).

                                          Beliau mendatangi kota Naisabur dan berguru kepada Imam Haramain Al Juwaini dengan penuh kesungguhan. Sehingga berhasil menguasai dengan sangat baik fikih mazhab Syafi’i dan fikih khilaf, ilmu perdebatan, ushul, manthiq, hikmah dan filsafat. Beliau pun memahami perkataan para ahli ilmu tersebut dan membantah orang yang menyelisihinya. Menyusun tulisan yang membuat kagum guru beliau, yaitu Al Juwaini (Lihat Adz Dzahabi, Siyar A’lam Nubala’ 19/323 dan As Subki, Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/191).

                                          Setelah Imam Haramain meninggal, berangkatlah Imam Ghazali ke perkemahan Wazir Nidzamul Malik. Karena majelisnya tempat berkumpul para ahli ilmu, sehingga beliau menantang debat kepada para ulama dan mengalahkan mereka. Kemudian Nidzamul Malik mengangkatnya menjadi pengajar di madrasahnya di Baghdad dan memerintahkannya untuk pindah ke sana. Maka pada tahun 484 H beliau berangkat ke Baghdad dan mengajar di Madrasah An Nidzamiyah dalam usia tiga puluhan tahun. Disinilah beliau berkembang dan menjadi terkenal. Mencapai kedudukan yang sangat tinggi.

                                          C. Pengaruh Filsafat Dalam Dirinya

                                          Pengaruh filsafat dalam diri beliau begitu kentalnya. Beliau menyusun buku yang berisi celaan terhadap filsafat, seperti kitab At Tahafut yang membongkar kejelekan filsafat. Akan tetapi beliau menyetujui mereka dalam beberapa hal yang disangkanya benar. Hanya saja kehebatan beliau ini tidak didasari dengan ilmu atsar dan keahlian dalam hadits-hadits Nabi yang dapat menghancurkan filsafat. Beliau juga gemar meneliti kitab Ikhwanush Shafa dan kitab-kitab Ibnu Sina. Oleh karena itu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Al Ghazali dalam perkataannya sangat dipengaruhi filsafat dari karya-karya Ibnu Sina dalam kitab Asy Syifa’, Risalah Ikhwanish Shafa dan karya Abu Hayan At Tauhidi.” (Majmu’ Fatawa 6/54).

                                          Hal ini jelas terlihat dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin. Sehingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Perkataannya di Ihya Ulumuddin pada umumnya baik. Akan tetapi di dalamnya terdapat isi yang merusak, berupa filsafat, ilmu kalam, cerita bohong sufiyah dan hadits-hadits palsu.” (Majmu’ Fatawa 6/54)

                                          Demikianlah Imam Ghazali dengan kejeniusan dan kepakarannya dalam fikih, tasawuf dan ushul, tetapi sangat sedikit pengetahuannya tentang ilmu hadits dan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang seharusnya menjadi pengarah dan penentu kebenaran. Akibatnya beliau menyukai filsafat dan masuk ke dalamnya dengan meneliti dan membedah karya-karya Ibnu Sina dan yang sejenisnya, walaupun beliau memiliki bantahan terhadapnya. Membuat beliau semakin jauh dari ajaran Islam yang hakiki.

                                          Adz Dzahabi berkata, “Orang ini (Al Ghazali) menulis kitab dalam mencela filsafat, yaitu kitab At Tahafut. Dia membongkar kejelekan mereka, akan tetapi dalam beberapa hal menyetujuinya, dengan prasangka hal itu benar dan sesuai dengan agama. Beliau tidaklah memiliki ilmu tentang atsar dan beliau bukanlah pakar dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dapat mengarahkan akal. Beliau senang membedah dan meneliti kitab Ikhwanush Shafa. Kitab ini merupakan penyakit berbahaya dan racun yang mematikan. Kalaulah Abu Hamid bukan seorang yang jenius dan orang yang mukhlis, niscaya dia telah binasa.” (Siyar A’lam Nubala 19/328).

                                          Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Abu Hamid condong kepada filsafat. Menampakkannya dalam bentuk tasawuf dan dengan ibarat Islami (ungkapan syar’i). Oleh karena itu para ulama muslimin membantahnya. Hingga murid terdekatnya, (yaitu) Abu Bakar Ibnul Arabi mengatakan, “Guru kami Abu Hamid masuk ke perut filsafat, kemudian ingin keluar dan tidak mampu.” (Majmu’ Fatawa 4/164).

                                          D. Polemik Kejiwaan Imam Ghazali

                                          Kedudukan dan ketinggian jabatan beliau ini tidak membuatnya congkak dan cinta dunia. Bahkan dalam jiwanya berkecamuk polemik (perang batin) yang membuatnya senang menekuni ilmu-ilmu kezuhudan. Sehingga menolak jabatan tinggi dan kembali kepada ibadah, ikhlas dan perbaikan jiwa. Pada bulan Dzul Qai’dah tahun 488 H beliau berhaji dan mengangkat saudaranya yang bernama Ahmad sebagai penggantinya.

                                          Pada tahun 489 H beliau masuk kota Damaskus dan tinggal beberapa hari. Kemudian menziarahi Baitul Maqdis beberapa lama, dan kembali ke Damaskus beri’tikaf di menara barat masjid Jami’ Damaskus. Beliau banyak duduk di pojok tempat Syaikh Nashr bin Ibrahim Al Maqdisi di masjid Jami’ Umawi (yang sekarang dinamai Al Ghazaliyah). Tinggal di sana dan menulis kitab Ihya Ulumuddin, Al Arba’in, Al Qisthas dan kitab Mahakkun Nadzar. Melatih jiwa dan mengenakan pakaian para ahli ibadah. Beliau tinggal di Syam sekitar 10 tahun.

                                          Ibnu Asakir berkata, “Abu Hamid rahimahullah berhaji dan tinggal di Syam sekitar 10 tahun. Beliau menulis dan bermujahadah dan tinggal di menara barat masjid Jami’ Al Umawi. Mendengarkan kitab Shahih Bukhari dari Abu Sahl Muhammad bin Ubaidilah Al Hafshi.” (Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 6/34).

                                          Disampaikan juga oleh Ibnu Khallakan dengan perkataannya, “An Nidzam (Nidzam Mulk) mengutusnya untuk menjadi pengajar di madrasahnya di Baghdad tahun 484 H. Beliau tinggalkan jabatannya pada tahun 488 H. Lalu menjadi orang yang zuhud, berhaji dan tinggal menetap di Damaskus beberapa lama. Kemudian pindah ke Baitul Maqdis, lalu ke Mesir dan tinggal beberapa lama di Iskandariyah. Kemudian kembali ke Thusi.” (Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 6/34).

                                          Ketika Wazir Fakhrul Mulk menjadi penguasa Khurasan, beliau dipanggil hadir dan diminta tinggal di Naisabur. Sampai akhirnya beliau datang ke Naisabur dan mengajar di madrasah An Nidzamiyah beberapa saat. Setelah beberapa tahun, pulang ke negerinya dengan menekuni ilmu dan menjaga waktunya untuk beribadah. Beliau mendirikan satu madrasah di samping rumahnya dan asrama untuk orang-orang shufi. Beliau habiskan sisa waktunya dengan mengkhatam Al Qur’an, berkumpul dengan ahli ibadah, mengajar para penuntut ilmu dan melakukan shalat dan puasa serta ibadah lainnya sampai meninggal dunia.

                                          E. Masa Akhir Kehidupannya

                                          Akhir kehidupan beliau dihabiskan dengan kembali mempelajari hadits dan berkumpul dengan ahlinya. Berkata Imam Adz Dzahabi, “Pada akhir kehidupannya, beliau tekun menuntut ilmu hadits dan berkumpul dengan ahlinya serta menelaah shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim). Seandainya beliau berumur panjang, niscaya dapat menguasai semuanya dalam waktu singkat. Beliau belum sempat meriwayatkan hadits dan tidak memiliki keturunan kecuali beberapa orang putri.”

                                          Abul Faraj Ibnul Jauzi menyampaikan kisah meninggalnya beliau dalam kitab Ats Tsabat Indal Mamat, menukil cerita Ahmad (saudaranya); Pada subuh hari Senin, saudaraku Abu Hamid berwudhu dan shalat, lalu berkata, “Bawa kemari kain kafan saya.” Lalu beliau mengambil dan menciumnya serta meletakkannya di kedua matanya, dan berkata, “Saya patuh dan taat untuk menemui Malaikat Maut.” Kemudian beliau meluruskan kakinya dan menghadap kiblat. Beliau meninggal sebelum langit menguning (menjelang pagi hari). (Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 6/34). Beliau wafat di kota Thusi, pada hari Senin tanggal 14 Jumada Akhir tahun 505 H dan dikuburkan di pekuburan Ath Thabaran (Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/201).