Pada zaman dulu, ada dua orang nelayan, seorang mukmin dan seorang lagi kafir. Pada suatu hari kedua-duanya turun ke laut untuk menangkap ikan. Semasa menebar jala, nelayan kafir menyebut nama tuhan berhalanya. Hasil tangkapannya amat banyak.
Berlainan pula dengan nelayan mukmin. Apabila menebar jalanya, si-mukmin itu menyebut nama Allah. Hasilnya tidak ada seekor pun ikan yang tersangkut pada jaringnya. Hingga ke lewat senja, nelayan mukmin tidak berjaya mendapat sebarang ikan manakala si-kafir itu kembali dengan membawa ikan yang sangat banyak.
Meskipun pulang dengan tangan kosong, namun nelayan mukmin itu tetap bersabar serta ridho dengan apa yang Allah takdirkan. Si-kafir yang membawa berbakul-bakul ikan pulang dengan rasa bangga dan bongkak.
Malaikat yang melihat keadaan nelayan mukmin ini merasa simpati lalu mengadu kepada Allah. Allah memperlihatkan kepada malaikat tempat yang disediakan oleh-Nya untuk nelayan mukmin itu; yaitu sebuah syurga. Berkata malaikat "Demi Allah, sesungguhnya tidak memberi erti apa-apa pun penderitaan di dunia ini jika dia mendapat tempat di syurga Allah."
Setelah itu Allah memperlihatkan tempat yang disediakan untuk nelayan kafir. Berkata malaikat "Alangkah malangnya nasib si-kafir. Sesungguhnya tidak berguna langsung apa yang dia dapat di dunia dulu sedangkan tempat kembalinya adalah neraka jahannam."
Moral dan Iktibar
- Kediaman mukmin adalah di syurga manakala kediaman kafir adalah di neraka.
- Dunia adalah syurga orang kafir.
- Kekayaan dan kemewahan di dunia tidak semestinya berkekalan di akhirat.
- Kesusahan orang mukmin di dunia tidak seberapa jika dibandingkan dengan kenikmatan yang disediakan di syurga.
- Kesenangan orang kafir di dunia tak berbaloi jika dibandingkan dengan azab siksa yang disediakan di neraka.
- Kesenangan atau kesusahan seseorang bukan menjadi kayu ukur bagi keridhoan Allah; yang menjadi penentu ialah keimanan terhadap-Nya.
- Kesusahan di dunia bukan bermakna Allah tidak menyukai seseorang.
- Begitu juga kemewahan yang Allah berikan kepada seseorang bukan bermakna Allah meridhoinya.
- Ridho di atas takdir Ilahi adalah sifat mukmin sejati.
- Jangan berputus asa, kecewa atau sedih apabila melihat orang kafir senang dan mewah dalam kehidupan di dunia
- Keimanan seseorang adalah lebih mahal daripada dunia dan isinya.
- Apalah maknanya kemewahan jika tidak mensyukuri dan beriman dengan Allah.